Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tenaga Medis Kecolongan Rawat Pasien Reaktif Covid-19 dan Terpaksa Diisolasi, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 30/04/2020, 09:18 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kecolongan merawat pasien yang hasil rapid testnya reaktif pada virus covid-19, 64 tenaga medis di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjaharanie (AWS), Samarinda, Kalimantan Timur, menjalani karantina.

Menurut Plt Direktur RSUD AWS dr David Masjhoer kejadian itu bukan yang pertama kali, Rabu (29/4/2020).

“Kami sudah beberapa kali kecolongan. Kami akan melaksanakan screening ketat pasien sebelum tindakan medis. Seperti operasi, bius dan lainnya yang butuh kontak erat, sangat berisiko untuk penyebaran virus,” katanya.

Baca juga: Kecolongan Tangani Pasien Rapid Test Reaktif, 64 Tenaga Medis Diisolasi

David menjelaskan, 64 tenaga medis itu akan menjalani isolasi kurang lebih 7-10 hari di rumah.

Lalu, setelah itu, mereka akan melakukan rapid test. Jika negatif, mereka diperbolehkan untuk bekerja kembali.

“Kalau hasil tes non reaktif mereka kembali bekerja,” kata dia.

Berharap pasien jujur
Ilustrasi rumah sakitSHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit

Selain itu, dirinya juga meminta kepada pasien non Covid-19 yang mau mendapat penanganan medis, supaya jujur menyampaikan riwayat perjalanan, riwayat penyakit atau pernah berkontak erat dengan pasien Covid-19.

David laly mencontohkan, beberapa hari lalu di bulan April 2020, ada pasien non Covid-19 dari Kota Bontang berobat RSUD AWS di Samarinda untuk operasi.

Setelah dilakukan operasi oleh tim dokter, baru didapat informasi pasien bersangkutan rapid test reaktif.

Setelah dilacak pasien tersebut ternyata orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 di Bontang.

Akibatnya, para dokter dan perawat yang sudah menangani operasinya, terpaksa diminta isolasi mandiri di rumah.

Baca juga: Viral Video Jambret Ditabrak Mobil hingga Terpental di Jambi, Begini Kronologinya...

David menjelaskan, apabila insiden itu terus berulang, maka tak menutup kemungkinan rumah sakit daerah terbesar di Kalimantan Timur itu akan lumpuh, karena tak ada tim medis yang bekerja, semua mengisolasi diri.

“Total ada 64 tenaga medis kita istirahatkan dulu di rumah sambil isolasi mandiri karena kontak erat demgan pasien rapid test reaktif,” katanya.

76 tenaga medis di Purwodadi jalani isolasi

Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona

Hal serupa juga pernah terjadi RSUD dr Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, Grobogan.

Sebanyak 76 pekerja rumah sakit tersebut sempat kontak dengan pasien positif Covid-19 asal Kecamatan Geyer.

Wakil Direktur RSUD dr Soedjati Soemodiardjo Purwodadi, Titik Wahyuningsih, mengatakan, pasien asal Desa Bangsri tersebut tidak jujur saat dimintai keterangan.

Pasien tersebut mengaku tidak pernah pergi ke luar negeri maupun ke daerah yang statusnya zona merah Covid-19. Ternyata yang bersangkutan sempat ke luar negeri dan main ke Jogja.

"Setelah ditanya lebih lanjut akhirnya pada 30 Maret, pasien baru mengaku kalau pulang dari luar negeri dan sempat main ke Jogja. Setelah menyampaikan keterangan itu, pasien kemudian dipindahkan ke ruang isolasi. Setelah sehat, pasien itu diperbolehkan pulang pada 2 April dan diminta isolasi mandiri di rumah," ungkap Titik, Jumat (10/4/2020).

 

18 tenaga medis di Bengkulu

Ilustrasi pencegahan dan penularan virus corona, pasien virus coronaShutterstock Ilustrasi pencegahan dan penularan virus corona, pasien virus corona

Kejadian serupa juga menimpa 18 tenaga medis di Provinsi Bengkulu. Mereka harus melakukan isolasi di sebuah tempat yang disediakan pemerintah setelah salah seorang pasien Covid-19 tidak jujur menceritakan riwayat perjalanannya.

"Saat ini ada 18 tenaga medis yang harus melakukan isolasi mandiri," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni dalam rekaman rilis persnya kepada media, Rabu (22/4/2020).

Herwan menjelaskan, terpaparnya 18 tenaga medis tersebut berawal dari salah seorang pasien positif Covid-19 sebelum ditetapkan positif sempat berkonsultasi dengan petugas puskesmas.

Sayangnya, pasien tersebut tidak jujur menceritakan riwayat perjalanannya. Saat didapati hasil tes pasien tersebut dinyatakan positif maka sejumlah tenaga medis yang sempat berinteraksi dengan pasien terpaksa harus diisolasi mandiri.

(Penulis: Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com