Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat Keterangan Kematian Ayah Disebarkan agar Tak Dikira Meninggal karena Covid-19

Kompas.com - 24/04/2020, 18:29 WIB
Sukoco,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS. com – Farid, warga Kecamatan Panekan, Magetan, Jawa Timur, menyayangkan prosesi pemakaman ayahnya, S (61), yang menggunakan protap Covid-19.

Padahal, kata Farid, dalam keterangan yang dikeluarkan RSUD Soedono Madiun, ayahnya meninggal bukan karena penyakit menular.

Untuk menjelaskan kepada warga sekitar tentang keadaan sebenarnya, akhirnya Farid menyebar surat keterangan perihal kematian ayahnya itu.

"Saya sebar surat keterangan tersebut agar warga tahu bahwa orangtua kami meninggal karena penyakit komplikasi ginjal, paru-paru, dan hipertensi,” ujar Farid saat menunggu prosesi pemakaman, Jumat (24/4/2020).

Baca juga: 350 Warganya Bekerja di Zona Merah, Desa di Magetan Buat Video Kampanye Dilarang Mudik

Farid memahami bahwa situasi pandemi virus corona seperti saat ini, membuat sejumlah pihak menerapkan antisipasi dengan penanganan jenazah sesuai protokol kesehatan.

Namun, tetap saja warga dan keluarga merasa tidak nyaman dengan protokol yang diterapkan

“Mau bagaimana lagi, kondisinya saat ini lagi seperti ini. Yang jelas tidak nyaman,” ujar Farid.

S dilarikan ke RSUD Soedono pada Jumat (17/4/2020) karena mengeluh sakit pinggang.

Pihak RSUD Soedono kemudian merawat S di ruang isolasi.

Setelah menjalani perawatan selama sepekan, Jumat sekitar pukul 03.00 WIB, S meningal dunia.

Untuk prosesi pemakaman, pasien ditempatkan di dalam peti kayu tanpa adanya lapisan plastik.

Peti jenazah juga langsung dibawa ke tempat pemakaman tanpa disemayamkan di rumah duka.  

 

“Saat mengurus administrasi, jenazah orangtua kami di samping kami. Dimandikan kami ada di sana. Sebetulnya pihak rumah sakit memberi opsi dimandikan di rumah atau di rumah sakit,” ucapnya.

Baca juga: Pengajar Ponpes Temboro Magetan Positif Corona Diam-diam Mudik, Diisolasi di RS

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Magetan Saif Muchlisun mengatakan, penanganan jenazah sesuai dengan protokol kesehatan karena adanya permintaan keluarga dan masyarakat.

Pihak rumah sakit, menurutnya juga telah mengambil sample swab pasien dan saat ini masih menunggu hasilnya.

“Kita ini siap saja, tapi apa bisa kita menolak kalau keluarga dan masyarakat minta?” katanya.

Camat Panekan Djuri yang ikut mengawasi prosesi pemakaman jenazah mengatakan,, pemakaman dengan protokol kesehatan dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.

“Ini untuk antisipasi meskipun hasil swab belum keluar,” ujar Djuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com