MAGETAN, KOMPAS. com – Farid, warga Kecamatan Panekan, Magetan, Jawa Timur, menyayangkan prosesi pemakaman ayahnya, S (61), yang menggunakan protap Covid-19.
Padahal, kata Farid, dalam keterangan yang dikeluarkan RSUD Soedono Madiun, ayahnya meninggal bukan karena penyakit menular.
Untuk menjelaskan kepada warga sekitar tentang keadaan sebenarnya, akhirnya Farid menyebar surat keterangan perihal kematian ayahnya itu.
"Saya sebar surat keterangan tersebut agar warga tahu bahwa orangtua kami meninggal karena penyakit komplikasi ginjal, paru-paru, dan hipertensi,” ujar Farid saat menunggu prosesi pemakaman, Jumat (24/4/2020).
Baca juga: 350 Warganya Bekerja di Zona Merah, Desa di Magetan Buat Video Kampanye Dilarang Mudik
Farid memahami bahwa situasi pandemi virus corona seperti saat ini, membuat sejumlah pihak menerapkan antisipasi dengan penanganan jenazah sesuai protokol kesehatan.
Namun, tetap saja warga dan keluarga merasa tidak nyaman dengan protokol yang diterapkan
“Mau bagaimana lagi, kondisinya saat ini lagi seperti ini. Yang jelas tidak nyaman,” ujar Farid.
S dilarikan ke RSUD Soedono pada Jumat (17/4/2020) karena mengeluh sakit pinggang.
Pihak RSUD Soedono kemudian merawat S di ruang isolasi.
Setelah menjalani perawatan selama sepekan, Jumat sekitar pukul 03.00 WIB, S meningal dunia.
Untuk prosesi pemakaman, pasien ditempatkan di dalam peti kayu tanpa adanya lapisan plastik.
Peti jenazah juga langsung dibawa ke tempat pemakaman tanpa disemayamkan di rumah duka.