Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Meninggal, Perawat RSUP Kariadi Sempat Isolasi Mandiri Selama 10 Hari

Kompas.com - 18/04/2020, 05:29 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Sebelum meninggal, RI (52), warga Gedawang, Banyumanik, perawat RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah, yang diduga terjangkit Covid-19 sempat mengisolasi mandiri selama 10 hari.

Namun, karena kondisinya yang terus memburuk ia akhirnya dirawat di RSUP Kariadi. Lalu dirontgen dan mengarah ke PDP, kemudian dipindahkan ke ruang isolasi.

"Pasien sempat mengeluhkan sesak napas dan dipindah lagi ke ruang ICU hingga meninggal dunia," kata Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng, Edy Wuryanto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/4/2020).

Baca juga: Perawat RSUP Kariadi Positif Covid-19 Meninggal, PPNI Jateng Berharap Tidak Ada Lagi Penolakan Pemakaman

Edy mengatakan, perawat tersebut bertugas menangani pasien Covid-19 di Ruang Rajawali RSUP Kariadi.

"Secara klinis dinyatakan Covid-19 tertular saat menangani pasien di Ruang Rajawali. Kemudian mengalami infeksi pada paru-parunya. Lantas mengisolasi mandiri di rumah selama 10 hari," jelas Edy.

Masih dikatakan Edy, RI sudah melakukan tes swab dua kali.

Berdasarkan hasil swab pertama, RI dinyatakan positif Covid-19. Namun, hasil swab kedua belum keluar dan masih ditunggu hasilnya.

Baca juga: Satu Lagi, Perawat RSUP Kariadi Semarang Positif Corona Meninggal Dunia

Sementara itu, dikutip dari TribunJateng.com, Dirut RSUP dr Kariadi Semarang Agus Suryanto menegaskan, proses pelayanan di RSUP Kariadi belum mengalami gangguan meski banyaknya kasus positif corona yang dialami para dokternya.

Masih dikatakan Agus, RSUP Kariadi masih punya dokter dengan jumlah yang banyak.

"Dokter tempat kami masih banyak. Jadi tidak perlu khawatir. Layanan medisnya tetap berjalan," katanya dikutip dari TribunJateng.com.

Baca juga: Ini Alasan Ketua RT Tolak Pemakaman Perawat di Semarang

Agus mengakui, tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya kesulitan membedakan pasien virus corona dengan para pasien dari golongan orang tanpa gejala (OTG).

Selain kesulitan membedakan pasien terpapar, sambungnya, hambatan utama lain yaitu banyaknya warga yang enggan berterus terang ihwal riwayat kesehatan dan jejak perjalanannya selama ini.

"Dengan kondisi saat ini, sulit bagi kami terutama para tenaga medis untuk bedakan antara yang Covid-19 dengan yang tidak. Khususnya yang OTG. Sebetulnya, tenaga medis di rumah sakit adalah kelompok yang paling rentan terpapar Covid-19," kata Agus.

Baca juga: Seorang Baby Sitter Berstatus PDP Covid-19 Meninggal Setelah Dirawat 2 Hari, Baru Mudik dari Jakarta

 

(Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : Dony Aprian)TribunJateng.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com