Hasil tracing menemukan sedikitnya 90 orang dari 30 Kepala Keluarga (KK) di tiga dusun.
“Atas keputusan musyawarah perangkat dan BPD, dan konsultasi dengan bupati, kami mengambil langkah untuk lockdown satu dusun, karantina masal selama 14 hari,” katanya ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/3/2020).
Pemdes dan pemuda setempat menutup total akses di Dusun Bawahan, tempat tinggal Hartini.
Satu-satunya jalan masuk ke dusun dipasang portal untuk menghalau semua kendaraan yang lalu-lalang.
Agar warganya tetap fokus dan taat dengan program social distancing, pemdes juga mengalokasikan pos anggaran khusus untuk kompensasi biaya hidup seluruh warga dusun.
“Besarannya Rp 50.000 per KK per hari dalam bentuk sembako,” ujarnya.
Dengan pulangnya Hartini, Latif memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan edukasi kepada warga agar tidak memberikan stigma kepada Hartini dan keluarga.
“Nanti saya mau edukasi warga dan menunjukkan bahwa saya tidak takut, yang bersangkutan sudah sembuh, sudah tidak nularin lagi,” ujarnya.
Di akhir percakapan, Hartini berharap agar masyarakat tidak mengucilkannya dan keluarga. Dia ingin kembali diterima di lingkungan tempat tinggalnya seperti sedia kala.
“Saya mohon jangan dikucilkan, karena kehidupan seperti roda yang berputar, saat ini keluarga saya sedang di bawah, tapi ini semua musibah, bisa menimpa siapa saja,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.