Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepri Tolak Kepulangan 2.000 WNI ABK Kapal Pesiar dari Australia via Batam

Kompas.com - 13/04/2020, 10:41 WIB
Hadi Maulana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Plt Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Isdianto mengatakan bahwa Provinsi Kepri dengan tegas menolak 2.000 anak buah kapal (ABK) kapal pesiar dari Australia yang akan dipulangkan ke Indonesia melalui Kepri.

Isdianto menilai banyak provinsi lain yang lebih dekat dari Australia, dan lebih baik dipulangkan melalui daerah tersebut.

“Kalau kita lihat, pintu keluar dari Australia lebih dekat dengan NTT dan NTB, kenapa harus ke Batam yang wilayahnya jauh ke utara. Kami tegas menolaknya,” kata Isdianto ketika dihubungi melalui telepon, Senin (13/4/2020).

Baca juga: 26 ABK KM Lambelu Positif Terinfeksi Covid-19, Masuk Kategori Orang Tanpa Gejala

Isdianto menilai diambilnya jalur Batam sangat dipaksakan, padahal jarak antara Batam dan Australia sangat jauh dan melintasi beberapa provinsi yang lebih dekat dengan Australia.

Diakuinya, belum lama ini, ada kapal pesiar dari Australia dengan 2.000 ABK WNI yang meminta untuk masuk ke wilayah Kepri.

Isdianto secara tegas menolak kedatangan ABK kapal itu. Menurut Isdianto, hal ini merupakan bentuk keseriusan Kepri menangani pandemi Covid-19.

“Kami tak ingin ada yang datang membawa virus tersebut karena pasien yang terpapar Covid-19 di Kepri saat ini memiliki riwayat perjalanan dari perjalanan luar negeri,” jelas Isdianto.

Baca juga: Ditinggal Istri Jadi TKI, Bapak di Blitar Setubuhi Anak Tirinya Selama 2 Tahun

 

Kepri jadi pintu masuk TKI dari Malaysia dan Singapura

Saat ini, lanjut Isdianto, Kepri sudah menjadi pintu masuk tenaga kerja Indonesia dan pekerja migran Indonesia yang dipulangkan dari Malaysia dan Singapura.

Sudah lebih dari 40.000 TKI yang kembali dari Malaysia melalui Batam, Karimun, dan Tanjungpinang.

Kepri, kata Isdianto, ingin fokus menangani warganya yang terdampak pandemi Covid-19, baik mereka yang positif, orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan, maupun orang tanpa gejala.

"Dan kehadiran 2.000 ABK kapal pesiar itu akan menambah beban Kepri dalam membasmi Covid-19," papar Isdianto.

Baca juga: 124 TKI dari Malaysia Tiba di Lanud Soewondo Medan, Ada yang Batuk Darah Tapi Hasil Rapid Test Negatif

Lain halnya jika Australia memang berdekatan dengan Batam, hal itu tentunya sudah menjadi keharusan.

"Lah ini, jaraknya berjauhan. Kenapa harus memaksakan masuk ke Batam, Kepri," tegas Isdianto.

Lebih jauh, Isdianto mengatakan, saat ini sekitar 95 persen pasien positif Covid-19 di Kepri adalah orang yang berinteraksi dari negara luar atau wilayah tertular lainnya.

Baca juga: Viral Video Warga Diduga Terinfeksi Corona di Batam, Ternyata Pingsan karena Kelaparan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com