BENGKULU, KOMPAS.com - Gelembung udara berukuran cukup besar menyembur sampai permukaan air di Selat Sunda tak jauh dari sisi timur di bibir Pantai Gunung Anak Krakatau, Provinsi Lampung.
Gelembung tersebut ditemukan tim Seksi Konservasi Wilayah III Lampung, Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA).
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Status Masih Waspada
Akun resmi instagram milik Seksi Konservasi Wilayah III Lampung, Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA), @skw3lampung_bksda, mengunggah video gelembung air tersebut sekitar pukul 23.00 WIB, Kamis (2/4/2020) dengan disertai tulisan, "Gelembung udara yang cukup besar hingga terlihat menyembur sampai ke permukaan air dijumpai pleh tim pengaman kawasan di bagian sisi timur tak jau dari pantaiGunung Anak Krakatau. Tidak diketahui penyebabnya namun hal ini kemungkinan diperkirakan adanya aktifitas vulkanik di dasar laut berupa gas yang keluar dari tubuh gunugn tersebut. Gelembung ini dijumpai saat tim pengamanan tengah berpatroli laut mengelilingi kawasan Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau. Dilarang masuk kawasan tanpa surat ijin masuk (SIMAKSI) dari BKSDA Bengkulu-Lampung".
Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bengkulu-Lampung, Suharno, saat dikonfirmasi Kompas.com melalui ponsel membenarkan penemuan aktifitas tersebut oleh tim Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Krakatau.
"Berita itu benar dan sudah dikonfirmasi dari Lampung," jelas Suharno pada Kompas.com, Kamis (2/4/2020).
Fakta itu juga diperkuat oleh keterangan tim KPHK Krakatau yang gelembung itu ditemukan saat tim melakukan patroli laut.
Menurut KPHK Krakatau, gelembung serupa pernah ditemukan sebelum Gunung Anak Krakatau erupsi. Air di sekitar gelembung itu hangat.
Namun gelembung baru yang ditemukan dan diunggah ke instagram resmi @skw3lampung_bksda itu memiliki ukuran cukup besar.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi dengan Tinggi Kolom Abu 300 Meter
Suharno mengatakan, temuan itu didapat oleh tim yang melakukan patroli laut di Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Anak Krakatau, Provinsi Lampung.
Menurutnya, temuan itu dapat ditanyakan langsung secara detail pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Krakatau.
Kompas.com mencoba melakukan konfrimasi ke KPHK Krakatau. Namun hingga berita ini dibuat, panggilan telepon dari Kompas.com belum dijawab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.