Razak menceritakan, pada dua hari lalu, dia baru saja menangani warga dengan status orang dalam pemantauan (ODP) terkait virus corona.
Setelah 6 jam dirawat, pasien itu kemudian dirujuk ke rumah sakit rujukan, yakni RS Datu Beru, Takengon, Aceh Tengah.
“Prinsipnya, kita harus hati-hati sendiri. Semisal, tak lepas dari alat pelindung diri lengkap. Ini untuk melindungi diri kita sendiri agar tidak terpapar virus itu,” kata dia.
Baca juga: Saya Perintahkan, Tinggalkan Pesta Ini Sekarang Juga
Menurut Razak, sebagian pasien tidak menunjukan gejala, sehingga para dokter harus lebih waspada.
Apalagi, sudah 8 dokter di Indonesia yang dinyatakan meninggal dunia karena virus yang belum ditemukan vaksinnya itu.
Razak mengakui alat pelindung diri sangat terbatas.
Namun, semaksimal mungkin para dokter terus menggunakan alat pelindung diri jika berhadapan dengan pasien yang memiliki ciri demam tinggi dan lain sebagainya, sesuai ciri pasien Covid-19.
Sejauh ini, di rumah sakit tempat razak bekerja belum ada dokter yang memutuskan tidak pulang ke rumah setelah bertugas.
“Di kami belum ada kasus yang memaksa kita sebegitu khawatir. Maka, saya pribadi, memilih mandi dan ganti baju dulu baru pulang ke rumah. Setiap hari begitu,” kata Razak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.