Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Rujukan di Jabar Kesulitan Tangani Pasien Terkait Corona, Ini Sebabnya

Kompas.com - 09/03/2020, 17:44 WIB
Dendi Ramdhani,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dengan gejala mirip virus corona di Jawa Barat terus bertambah.

Sejumlah rumah sakit di Jabar pun mulai kesulitan menangani para pasien.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan, dari 52 rumah sakit umum daerah di Jawa Barat, hanya beberapa saja yang memiliki ruang penanganan serta peralatan memadai.

"Saat ini dengan kondisi yang ada, di 52 RSUD di Jabar, rata-rata ruang isolasinya belum memenuhi persyaratan. Ada yang punya ventilator, tapi tidak punya tekanan udara negatif. Ada yang punya tekanan udara negatif, tapi tidak punya alat monitor pasien yang lengkap," kata Berli di Gedung Sate, Bandung, Jabar, Senin (9/3/2020).

Baca juga: Ridwan Kamil Optimistis Virus Corona Tak Berdampak Signifikan terhadap Ekonomi Jabar

Salah satu dampaknya, sejumlah pasien di daerah lain di Jabar terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Sementara, kapasitas di RSHS juga sangat terbatas.

Salah satunya seperti pasien rujukan dari RSUD Dr Slamet di Kabupaten Garut yang terpaksa dibawa ke RSHS, lantaran pihak RSUD tak memiliki peralatan memadai untuk merawat.

Padahal, RSUD Garut menjadi satu dari tujuh rumah sakit di Jabar yang menjadi rujukan utama dalam skema penanganan virus corona.

"Jadi mereka punya ruangan peralatan lengkap,tetapi kapasitasnya di situ kurang. Kemudian alat perlindungan diri (APD) itu, perlu diketahui warga, untuk merawat pasien dengan dugaan Covid-19 ini memang rumit, karena biayanya mahal," ucap Berli.

Baca juga: Gojek Pecat Driver Ojol yang Tampar Kasir Alfamart di Palembang

Ia menuturkan, satu set APD dibeli dengan harga Rp 300.000 untuk sekali pakai.

Biasanya, menurut Berli, tenaga medis memerlukan sedikitnya 20 set per hari.

"Jadi karena keterbatasan dan saat ini ternyata masker juga sudah mulai sulit dicari. Tapi saya sudah rapat dengan Kemenkes dan menyatakan kesiapan untuk menyuplai APD sejumlah yang dibutuhkan," kata dia.

Adapun, rencana Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk meminta bantuan rumah sakit swasta, dinilai belum membuahkan hasil.

Hingga saat ini, menurut Berli, belum ada rumah sakit swasta yang bersedia untuk menangani pasien yang memiliki gejala virus corona.

"Sementara ini belum mendapat konfirmasi dari RS swasta tentang kesediaan untuk memberikan pelayanan kepada pasien Covid-19. Kalau ruang isolasi dan ICU di RS swasta pasti ada dan mungkin lebih representatif," tutur Berli.

Baca juga: Sejak Jabar Siaga 1 Corona, Stok Masker Habis di Seluruh Minimarket di Jatinangor

Dari data terbaru Dinkes Jabar, jumlah pasien dalam pengawasan, yakni mereka yang sudah dirawat dan diisolasi di rumah sakit ada 49 orang. 

Sebanyak 27 orang di antaranya masih dirawat, sementara sisanya sudah dinyatakan negatif.

Adapun, orang dalam pemantauan mencapai 533 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 317 orang masih dipantau, sementara 216 orang sudah selesai dilakukan pemantauan.

Namun, data tersebut masih terus diperbarui.

"Saya akan coba kroscek juga. Karena ini tak semua data kabupaten kota. Ada beberapa kota kabupaten yang tak mencantumkan WNI dan WNA. Kami sedang menunggu update kabupaten kota," kata Berli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com