Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Korban Meninggal di Kolam Areal Tambang Batu Bara, Awalnya Ingin Memancing

Kompas.com - 23/02/2020, 21:54 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com -Bayu Setiawan (21) ditemukan mengambang di kolam areal tambang batu bara milik PT Cahaya Energi Mandiri (CEM) Jalan Kalan Luas, Lubuk Sawah, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (23/2/2020) subuh pukul 03.15 WITA.

Bayu ditemukan mengambang dengan posisi tertelungkup tanpa baju. Hanya mengenakan celana pendek.

"Iya sudah kita temukan tak jauh dari titik tenggelam, Minggu subuh," ungkap Plt Kanit Siaga Tim Search and Rescue (SAR) Samarinda, Joko Tri Wulan saat dihubungi, Minggu.

Baca juga: Nasib SD Filial di Samarinda, Berdiri Dikepung Tambang Batu Bara

Tri mengatakan saat tenggelam korban hanya menggunakan celana pendek.

Setelah ditemukan, jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Samarinda untuk visum, dan diserahkan ke pihak keluarga.

Bayu ditemukan setelah dilakukan pencarian sejak Jumat (21/2/2020) sore.

Di hari itu, Bayu mancing bersama dua temannya, Muhammad Lutfi (19) dan Febri Sudarnanto (15).

Ketiganya memancing di kolam areal tambang batu bara milik PT CEM.

Saat hendak kembali, rakit yang digunakan tersangkut. Akhirnya ketiganya memutuskan berenang.

Namun, ternyata Bayu tak terlalu pintar berenang sehingga dia ditopang. Ketiganya bergandengan sambil berenang.

"Karena kelelahan saya sempat lepas pegangan ambil napas. Saat saya tarik kembali tangan Bayu, dia sudah hilang," cerita Lutfi saat ditemui Kompas.com di lokasi, Sabtu (22/2/2020) sore.

Melihat Bayu menghilang, keduanya segera berenang cepat menepi, langsung menelpon keluarga.

Keluarga kemudian meneruskan ke para relawan dan tim Search and Rescue (SAR) Samarinda.

Pantauan Kompas.com ke lokasi, kolam lokasi tenggelam Bayu berbentuk lembah.

Kolam ini terbentuk karena aktivitas tambang yang menimbun wilayah sekitar menyisakan daerah lembah.

Tak ada ruang buangan air sehingga membentuk danau atau kolam.

"Lokasi ini dulunya rawa. Tapi karena tambang membuat timbunan, lama-lama jadi kolam," kata warga Lubuk Sawah, Panut Santoso (47) saat ditemui di lokasi kejadian.

Baca juga: Izin Tambang Batu Bara Mengitari Lokasi Ibu Kota Negara

Kepala Teknik Tambang PT CEM Eka Wijayanti mengakui lokasi tersebut adalah areal konsesi perusahaan. Pun, aktivitas galian tambang yang berada di sekitar lokasi.

Hanya, Eka menyebut danau atau kolam tersebut terbentuk secara alami, bukan bekas galian PT CEM.

"Bisa dilihat dari vegetasinya. Kalau di areal sekitarnya benar aktivitas tambang PT CEM," ungkap dia saat ditemui di lokasi kejadian.

Kendati demikian, kata Eka, pihak sudah tak beroperasi setahun terakhir karena harga batu bara turun.

Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, Pradarma Rupang mengatakan meski kolam tersebut bukan bekas galian tambang batu bara, tapi, kolam terbentuk karena aktivitas industri pertambangan batu bara.

"Jadi perusahaan harus bertanggungjawab," kata Rupang saat dihubungi terpisah.

Perusahaan mestinya memperhitungkan keselamatan publik yang ada di sekitar lokasi tersebut.

Sebelum ada aktivitas tambang, kata Rupang, titik genangan air yang ada di wilayah tersebut punya jalur pembuangan hingga ke kebun warga sekitar.

Tetapi, setelah ada aktivitas tambang, jalur-jalur air tertutup. Sehingga, air terkonsentrasi membentuk semacam danau atau kolam.

"Lalu pertanyaannya, apakah danau terbentuk secara natural? Tidak. Karena ada aktivitas industri pertambangan di situ," jelas Rupang.

Sudah begitu, lanjut Rupang, perusahaan tidak memberi papan pengumuman wilayah tersebut berbahaya, atau pagar pembatas dan petugas penjaga.

Oleh karena itu, Jatam meminta pemerintah daerah perlu mengambil sikap tegas atas masalah ini. Karena berkat aktivitas tambang sudah 37 nyawa warga Kaltim melayang.

"Bayu ini korban yang ke-37," tutup Rupang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com