Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Strategi Milenial Membeli Rumah di Era Digital

Kompas.com - 22/02/2020, 07:35 WIB
Bagus Supriadi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Mencari rumah yang cocok dengan keinginan bukan lagi menjadi suatu hal yang sulit di era digital saat ini.

Apalagi bagi para milenial yang akrab dengan pemanfaatan teknologi dan layanan berbasis internet.

Informasi untuk membeli rumah secara kredit bisa diakses dengan mudah di internet.

Baca juga: KPR BTN Gaeesss Permudah Milenial Miliki Rumah di Usia Muda

Mulai dari harga, tipe rumah hingga simulasi kredit, bahkan untuk membelinya, calon konsumen hanya tinggal mengeklik tombol di perangkat elektronik pribadi.

Hanya saja, butuh keberanian dan tekad yang kuat untuk membeli rumah dengan harga yang tidak murah. 

“Saya amati, harga rumah terus mengalami kenaikan setiap tahunnya,” kata Don Ramadhan, salah satu generasi milenial di Jember kepada Kompas.com.

Menurut Don, memiliki rumah di Jember, minimal harus siap dengan uang Rp 150 juta.

Baca juga: Imlek ala Milenial di Hong Kong, Berdoa hingga Hangout Bareng

Don yang merupakan karyawan radio swasta di Jember tersebut akhirnya nekat membeli rumah secara kredit melalui Bank BTN.

Dia tak ingin seperti Ayahnya, baru punya rumah saat dirinya sudah duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).

“Bapak saya mampu beli rumah, tapi ragu. Akhirnya tinggal di rumah kontrak. Baru beli ketika saya masuk SMA,” kata Don.

Awalnya, pria berumur 23 tahun ini mencari informasi cara membeli rumah secara kredit.

Informasi itu didapatkan dari aplikasi BTN Properti dan website. Di dalam aplikasi itu, terdapat berbagai fitur untuk memudahkan milenial mencari rumah.

Seperti mencari berbagai perumahan yang ada di Jember beserta harganya, mengajukan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) secara daring, konsultasi dan lainnya.

“Ada juga kalkulator atau simulasi kredit, jadi saya menghitung dulu untuk menyesuaikan kemampuan,” kata alumni Fakultas Hukum Universitas Jember itu.


Setelah menemukan beberapa pilihan rumah melalui aplikasi, Don melakukan survei ke sejumlah perumahan di Jember.

Ada lima perumahan yang didatanginya, mulai dari perumahan Kebonsari Village, Puri Bunga Nirwana I dan II hingga Rich Village.

Terlebih dulu, Don memastikan developer perumahan itu profesional, memiliki pengalaman dan terbukti sukses.

“Karena akhir-akhir ini marak kasus penipuan perumahan syariah fiktif,” ujar dia.

Setelah melihat kualitas bangunan di beberapa perumahan, Don memutuskan untuk membeli satu unit rumah.

Adapun pertimbangannya, Don melihat uang muka yang ringan, rumah yang cukup luas, akses jalan yang dekat kota dan tidak macet, serta akses internet terjangkau dan fasilitas umum yang memadai.

Don membeli rumah tipe 48 seharga Rp 270 juta.

Namun, pembelian diangsur selama 20 tahun dengan cicilan Rp 2,4 juta per bulan melalui Bank BTN.

Uang muka ringan, hanya Rp 6,5 juta.

Setelah proses pembelian selesai, Don langsung mengurus administrasi untuk membeli rumah tersebut.

Tak butuh waktu yang lama dan berbelit. Bahkan, proses wawancara oleh petugas Bank BTN pusat melalui telepon.

“Kalau belum nikah dan tidak pernah kredit mudah,” tambah Don.

Menjual rumah tak lagi manual

Selain membeli, menjual rumah kini tak lagi dilakukan secara manual.

Namun, bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi seperti melalui website, media sosial hingga aplikasi. Salah satunya seperti aplikasi BTN Properti sebagai wadah penjualan rumah.

Dalam aplikasi itu, apabila mengeklik fitur pencarian, akan muncul berbagai foto perumahan beserta harga, kavling yang tersedia hingga biaya KPR.

Selain itu, juga alamat perumahan, luas tanah dan bangunan, fasilitas, kavling yang tersedia dan nama developer hingga nomor kontaknya.

Adhimsyah Lutfi, pengusaha properti Rembangan Hill Residence mengatakan, aplikasi BTN properti itu memudahkan developer untuk memasukkan produk perumahan.

Menurut dia, promosi perumahan bagi milenial lebih mudah seiring banyaknya inovasi digital.

Dia mengatakan, upaya menggaet milenial agar membeli rumah dilakukan dengan cara kekinian, yakni yang sesuai dengan gaya hidup milenial.

“Tahun 2019 pembeli kami 70 persen milenial,” kata dia.

Branch Manager BTN Jember Holiosri menambahkan, dalam menggaet milenial, pihaknya melakukan inovasi produk dan inovasi digital berupa KPR Gaeesss.

Produk tersebut memberikan kemudahan uang muka ringan minimal 1 persen, tenor kredit 20 tahun, serta biaya provisi dan administrasi yang mudah.

Gaya hidup dan kebutuhan milenial dalam mencari rumah

Adhitya Wardono, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember menilai, rumah yang diinginkan milenial hari ini berbeda dengan yang dulu.

Saat ini, banyak milenial mencari rumah yang bisa sekaligus juga menjadi tempat kerja.

“Pengusaha properti juga harus mengamati perubahan gaya hidup ini,” kata dia.

Menurut Adhitya, generasi sekarang sudah melek teknologi, sehingga konsep rumah harus ramah pada teknologi.

“Mereka tidak lagi bekerja di kantoran, tapi di rumah. Sehingga perlu hunian yang mudah mendapatkan akses teknologi dan tranportasi yang terintegrasi,” papar dia.

Dia mengatakan, ketika semua sudah terintegrasi, harga rumah juga akan mengikuti.

Menurut Adhitya, pengusaha properti harus melihat perkembangan tersebut. Apalagi Jember sebagai kota ketiga di Jawa Timur yang warganya melek digital.

“Mobilitas milenial tinggi, generasi muda butuh akses yang cepat,” kata Adhit.

Selain itu, perbankan juga harus melihat perubahan gaya hidup ini.

Bila dulu yang mudah mendapatkan kredit perumahan adalah warga yang memiliki status pekerjaan tetap, sekarang sudah berubah.

“Seperti apa kepercayaan perbankan pada generasi milenial yang tidak punya pekerjaan tetap, tapi start up,” kata dia.

Menurut Adhit, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menyediakan penyewaan rumah atau apartemen.

Milenial biasanya tidak akan menetap pada satu kota, namun berpindah untuk mencari karir yang lebih baik.

“Saya tidak yakin milenial orangnya statis, mereka masih muda, teknologi terus berubah,” ujar Adhit.

Menurut Bagus, milenial baru akan memutuskan membeli rumah setelah empat kali pindah kerja, hingga menemukan karir yang bagus.

“Milenial mobilitasnya tinggi, dia tidak berpikir secara spasial atau lokal, dia mencari penghargaan atas potensi dirinya,” pungkas Adhit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com