KUPANG, KOMPAS.com - Pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menanggapi fenomena munculnya api yang dari dalam tanah di Desa Sebot, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kasubbid Mitigasi Gunungapi Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Devy Kamil Syahbana, mengatakan, kemunculan api, air panas, gas berbau dan asap adalah fenomena yang umum terjadi dan tidak selalu berkaitan dengan aktivitas gunung api.
Hal ini pun, kata Devy, yang kemungkinan terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Secara geologi, wilayah ini bukanlah lokasi tempat beradanya gunung api aktif holocene.
Baca juga: Api Muncul dari Bekas Longsoran Tanah Hebohkan Warga di NTT
"Artinya, di wilayah ini tidak dikenal aktivitas gunung api setidaknya dalam 11.000 tahun terakhir," kata Devy, saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/2/2020).
Di wilayah ini, lanjut Devy, memang salah satunya tersusun oleh batuan vulkanik, namun berasal dari aktivitas gunung purba.
Devy menuturkan, sebelum fenomena ini muncul telah terjadi longsor.
Longsor ini, kata dia, adalah proses pergerakan lapisan tanah penutup yang berada di atas batu lempung, di mana batu lempung ini berperan sebagai bidang gelincir longsor.
Selanjutnya, batu lempung yang bersifat kedap, sebelumnya kemungkinan berada di atas endapan rawa yang kaya akan lapisan organik, yang dapat terubah menjadi gas metana.
"Dengan kata lain, batu lempung ini berperan sebagai cap rock atau perangkap gas metana, sehingga gas metana terakumulasi dalam batuan di bawah batu lempung," kata Devy.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.