KOMPAS.com- Seorang mantan preman, Prianggono (43), sudah enam tahun menjalankan panti asuhan yang dia dirikan di Kabupaten Sleman, DIY.
Ternyata Panti Asuhan Islam Yatim dan Dhuafa Daarul Qolbbi Pondok Pesantren Tombo Ati itu dia dirikan hanya berawal dari sebuah gambar.
Prianggono menggambarkan mimpinya itu di tembok indekos yang dia tinggali.
"Waktu itu mimpi saya itu saya buat di kos-kosan, di kos saya gambar panti asuhan. Alhamdulillah dalam waktu satu tahun dua bulan terlaksana," ucap Prianggono saat ditemui di Warung Kongsuu, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Senin (10/2/2020).
Keinginannya mendirikan panti asuhan tidak lain karena Prianggono berusaha menebus dosa-dosanya sebagai preman di masa lalu.
Apalagi dirinya juga pernah mendengar jika orang-orang yang mengurus anak yatim bakal berdampingan dengan Nabi Muhammad SAW di surga.
"Saya rintis panti asuhan di rumah mertua, ada delapan anak waktu itu. Lalu saya membeli tanahnya simbah, Saya cicil ke anaknya satu-satu," ujar Prianggono.
Dari delapan anak, pria berparas garang itu bisa mengasuh 21 anak, mulai dari balita hingga usia SMA.
Siapa sangka panti asuhan yang berawal dari menumpang rumah mertua kini berdiri dengan dua lantai.
Baca juga: Nasib Malang Bayi dalam Kardus, Ditemukan di Depan Panti Asuhan dengan Surat Wasiat
Meski demikian banyak pula yang datang ke panti asuhan untuk memberikan sedekah.
"Enam tahun berjalan panti asuhan tanpa proposal, tanpa meminta-minta. Kita doanya minta didatangkan dan dipertemukan, Alhamdulillah cukup," ujarnya.
Kini Prianggono merintis sumber perekonomian untuk menjalankan panti asuhan, antara lain dengan membuka Warung Kongsuu dan beternak.
Dia mulai beternak kambing dan ikan agar nanti hasilnya bisa untuk mengelola panti asuhan secara lebih baik.