Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah Minta Korban dan Pelaku Bully di SMP 16 Malang Didampingi

Kompas.com - 06/02/2020, 08:54 WIB
Ghinan Salman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kasus perundungan atau bully yang menimpa siswa SMP Negeri 16 Kota Malang, Jawa Timur, menjadi perhatian serius Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah pun meminta agar korban bully tersebut mendapat pendampingan, baik dari dokter medis maupun psikolog.

Ia tidak ingin siswa SMP itu mengalami trauma psikis berkepanjangan yang mengakibatkan korban tidak mau sekolah atau susah bergaul dengan teman sebayanya.

"Pertama agar korban tidak mengalami trauma pasca mengalami perundungan yang cukup parah, bahkan sampai ada bagian tubuhnya yang diamputasi," kata Khofifah, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (5/2/2020).

Baca juga: Tangis Siswa Korban Bully di Malang Harus Diamputasi...

Di sisi lain, Khofifah juga meminta agar pelaku bully juga mendapatkan pendampingan yang tepat.

Mereka yang melakukan perundungan harus dibina, agar kelak tidak terjadi kejadian serupa.

Menurut Khofifah, pendampingan orangtua dan guru sekolah sangat dibutuhkan.

"Bagaimana agar anak-anak yang masih di bawah umur ini bisa mendapatkan pemahaman yang tepat, bagaimana menjalin hubungan pertemanan yang baik dengan sebayanya," ujar mantan Menteri Sosial itu.

Baca juga: Kasus Bullying Siswa SMP di Malang, KPAI: Sekolah Diduga Tak Miliki Sistem Pengaduan

Khofifah mengimbau pada seluruh guru di Jawa Timur, agar tak lengah dalam mengawasi siswanya di sekolah.

Wali kelas dan guru mata pelajaran, menurut Khofifah, bukan hanya bertanggung jawab pada prestasi akademik siswa saja.

Namun, guru juga memiliki tanggung jawab pada perilaku dan interaksi antar siswa di sekolah, termasuk pergaulan mereka.

Jika ada indikasi yang menyimpang, termasuk ada indikasi perundungan, menurut Khofifah, diharapkan guru bisa gerak cepat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Jangan sampai kejadian perundungan baru diketahui dan dihentikan ketika sudah ada jatuh korban," tutur dia.

Baca juga: 7 Siswa SMP di Malang Terancam Pidana Setelah Bully Temannya

Tidak hanya itu, Khofifah juga menekankan pentingnya fungsi konseling di sekolah.

Menurut dia, konseling fungsinya sangat penting untuk menangani masalah-masalah yang terjadi pada siswa di sekolah.

"Jika fungsi konseling ini berjalan baik, siswa akan terbiasa untuk menceritakan masalah yang mereka hadapi pada gurunya atau konselor sebayanya. Ini menjadi penting, agar hal-hal yang tidak kita inginkan bisa dicegah lebih awal," kata Khofifah.

Seperti diberitakan, kasus perundungan pada siswa SMP berusia 13 tahun di Kota Malang sempat viral di media sosial.

MS dibully dengan kekerasan yang menyebabkan saraf jari tengah tangan kanannya tidak berfungsi dan harus diamputasi.

Kasus perundungan pada MS kini juga ditangani oleh polisi.

Akibat kasus tersebut, sebanyak 7 orang siswa SMP Negeri 16 Kota Malang, Jawa Timur, terancam sanksi pidana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com