Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Mata-mata, Guru yang Viralkan Video Siswa SD Bengkayang Minta Tas ke Jokowi Mengundurkan Diri

Kompas.com - 04/02/2020, 17:22 WIB
Hendra Cipta,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Anggit Purwoto memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai guru honorer di SMA Negeri 1 Siding, yang berada di Desa Sungkung II, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

Anggit awalnya mengajar di SMA Negeri 1 Siding pada September 2016 dan diperbantukan ke SDN 04 Sungkung, dengan mengikuti program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T).

Saat mengajar itu, Anggit merekam dan memviralkan video siswa SD minta tas ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) tahun 2017.

Baca juga: Ini Video Cerita di Balik Perjalanan Mengantar Tas Jokowi untuk Siswa SD Bengkayang

Hal itu mendapat sambutan dari Jokowi dengan mengirimkan sejumlah perlengkapan sekolah.

Setelah program SM3T berakhir pada akhir Agustus 2017, status Anggit sebagai guru di sekolah perbatasan itu juga usai.

Namun, karena kecintaannya terhadap warga serta suasana Desa Sungkung II, Anggit akhirnya kembali dengan bergabung di Yayasan Sekolah Relawan dan menjalankan Program Pembangunan Rumah Baca di awal tahun 2019.

Saat proses pembangunan sebuah rumah baca bagi anak-anak desa dan masyarakat sekitar, dia nyambi sebagai guru honorer di SMA Negeri 1 Siding.

Namun, saat kembali ke sekolah itu, Anggit merasa tidak diterima. 

Sejak videonya viral dan direspons Jokowi, Anggit merasa dikucilkan.

Bahkan, muncul anggapan bahwa tindakan mengambil video itu membuka aib dan dia dituding sebagai mata-mata pemerintah pusat.

"Sejak kembali mengajar itu, saya mulai dibicarakan macam-macam. Mulai dari dianggap membuka aib sampai dikira jadi mata-mata pemerintah pusat," kata Anggit saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/2/2020).

Anggit mengatakan, ketidaksukaan itu tidak pernah disampaikan langsung ke dirinya.

"Memang tidak pernah disampaikan secara langsung. Namun, tudingan itu sudah jadi rahasia umum. Kepala sekolah tahu," tutur Anggit.

Kompas.com kemudian menghubingi Camat Siding, Idal untuk mengkonfirmasi hal tersebut.

Siswa SD Sungkung Bengkayang Kalbar ketika memakai pakaian kiriman Presiden Joko Widodo.Facebook/Istimewa Siswa SD Sungkung Bengkayang Kalbar ketika memakai pakaian kiriman Presiden Joko Widodo.

 

Namun, nomor teleponnya tidak aktif. Kompas.com juga mengirim pesan singkat, tapi tidak dibalas.

Kepala SMA Negeri 1 Siding, Amin membenarkan Anggit Purwoto merupakan salah satu guru honorer dan saat ini sudah mengundurkan diri.

"Sudah (mengundurkan diri), dan suratnya ada di sekolah," kata Amin.

Baca juga: Pelajar SD Bengkayang Minta Tas, Ini yang Dikirim Jokowi

Namun, die enggan menjelaskan lebih jauh soal alasan pengunduran diri Anggit.

"Yang bisa saya sampaikan, Anggit itu orangnya baik dan dapat diterima, baik untuk murid maupun masyarakat di sini," tutup Amin.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat Saprianus Herman mengaku belum mengetahui ada salah seorang guru honorer di SMA Negeri Siding mengundurkan diri.

"Internal di sekolah, baru dapat informasi ini," kata Saprianus.

Dia memastikan untuk menindaklanjuti persoalan itu dengan mengecek langsung ke sekolah Anggit.

"Nanti kami cek (permasalahannya). Terima kasih informasinya," ujar Saprianus.

Video viral

Teriakan sejumlah siswa SD di SDN 04 Sungkung, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, menggema di ruang kelas atas panduan Anggit Purwoto, salah satu guru di sekolah itu.

Di SDN 04 Sungkung, paket berisi seragam dan tas serta perlengkapan sekolah dari Presiden RI Joko Widodo tiba pada Senin (10/4/2017) pagi.

Binar bahagia menghiasi wajah anak-anak di sekolah itu. Setelah menerima bingkisan dari Jokowi yang diserahkan secara simbolis oleh Kepala SD Negeri 04 Sungkung Bating Susanto, para siswa tersebut sibuk membongkar tas yang berisi perlengkapan sekolah.

Baca juga: Sebelum Terima Paket dari Jokowi, Siswa SD Ini Kerap Pakai Seragam Bekas Milik Pamannya

Anggit mengatakan, dia hanya tak tahan melihat para siswanya selama ini belajar hanya dengan satu buah buku tulis, tidak memiliki pensil atau hanya mengenakan seragam lusuh.

Pria yang telah berada di Sungkung sejak September 2016 melalui program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SMT3) itu lalu memutuskan untuk mengunggah video di akun Facebook miliknya.

"Jadi, sebenarnya hanya keinginan mereka untuk memiliki tas, seragam yang layak sama seperti anak di kota sana. Setidaknya saya ingin mereka merasakan yang namanya arti dari sila ke-5, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia," tuturnya seperti ditayangkan KompasTV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com