Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Delis di Drainase Sekolah Bikin Orangtua Siswa Lain Trauma

Kompas.com - 04/02/2020, 15:47 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Semenjak kematian Delis Sulistina (13), siswi kelas VII D SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan di gorong-gorong membuat orangtua siswa lainnya trauma.

Mereka sering menyusul ke sekolah jika anaknya terlambat pulang ke rumah.

Selama ini, pihak sekolah selalu mendapatkan laporan para orangtua siswa yang menanyakan keberadaan anaknya setelah bubar belajar.

"Semenjak kejadian itu, banyak sekali para orangtua murid yang menanyakan anaknya kenapa belum pulang ke rumah. Para orangtua seakan parno (paranoid) dan khawatir kepada anak-anaknya. Pernah orangtua balik lagi katanya anaknya sudah ditemukan dan bermain di warnet," jelas Kepala SMPN 6 Tasikmalaya Nina Nartalina kepada wartawan di kantornya, Selasa (4/2/2020).

Baca juga: Siswi SMP yang Tewas di Tasikmalaya Bukan Korban Bullying, Sebutan Bau Lontong Hanya Nama Samaran

Kejadian yang menimpa salah seorang muridnya tersebut, lanjut Nina, memberikan dampak positif dan negatif selama ini ke sekolah.

Beberapa program pun dilaksanakan untuk memberikan pemahaman dan ketenangan saat mengikuti belajar bagi murid-murid lainnya selama ini.

Seperti lebih memberikan pengarahan khusus oleh guru Agama dan guru bimbingan konseling.

"Kalau tahlilan di sekolah dan doa-doa untuk almarhum sudah kita lakukan selama sepekan terakhir. Terus kalau misalkan lagi upacara pun kita selipkan doa untuk almarhum untuk selalu dikenang," tambah Nina.

8 CCTV sekolah dipasang kembali

Sementara itu, Wakil Kepala SMPN 6 Tasikmalaya Saefulloh, mengaku selama ini pihaknya telah memasang kembali 8 CCTV di setiap penjuru sekolah.

Harapannya, kamera pengawas tersebut bisa memantau segala aktifitas siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah.

"Kita pasang kembali 8 CCTV di tiap penjuru sekolah. Jadi selain tiap penjuru terpantau, di depan sekolah juga bisa terlihat karena masih lingkungan sekolah," ujar Saefulloh.

Terkait kamera pengawas yang sebelumnya terpasang saat kejadian penemuan mayat siswanya di drainase depan sekolah, lanjut Saefulloh, pihaknya telah menyerahkan ke pihak kepolisian untuk diselidiki.

Pihaknya berharap kasus kematian salah seorang siswanya bisa cepat terungkap dan penyebabnya terkuak.

"Kalau sekolah hanya menyerahkan saja, kita tidak tahu hasilnya seperti apa. Mungkin itu nanti sudah kewenangan kepolisian untuk menjelaskannya," tambah Saefulloh.

Selama ini, pihak sekolah lebih aktif untuk mengawasi aktivitas muridnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com