Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Tiba di Batam, 245 WNI dari Wuhan Diperiksa | Fakta Lengkap Bakso Kaki Tikus

Kompas.com - 03/02/2020, 06:48 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita tentang pemeriksaan 245 warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan,  kota asal wabah virus corona, terus menjadi sorotan.

Saat ini, para WNI tersebut tengah menjalani karantina selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau.

Sementara itu, yang tak kalah menyita perhatian pembaca adalah berita bakso yang diduga mengandung daging kaki tikus.

Polisi telah melakukan penyelidikan dan berdasar uji laboratorium, bakso milik salah satu pedagang di Madiun adalah daging sapi.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Kasus viral bakso diduga ada daging tikus

Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono bersama jajaran saat menunjukkan hasil uji laboratorium terhadap bakso yang ternyata negatif daging tikus di Mapolres setempat, Jumat (31/1). (Antaranews Jatim/Louis Rika)
Antara Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono bersama jajaran saat menunjukkan hasil uji laboratorium terhadap bakso yang ternyata negatif daging tikus di Mapolres setempat, Jumat (31/1). (Antaranews Jatim/Louis Rika)

Saat membeli bakso di Madiun, seorang warga berinisial ARD mengunggah video tentang mengenai bakso tikus di media sosialnya.

Dari penelusuran Kompas.com, bakso tersebut dibeli ARD di salah satu pedagang di Pilangkenceng, Madiun bernama Sugeng.

Video yang memperlihatkan potongan-potongan bagian diduga kaki tikus tersebut kemudian viral.

Polres Madiun bergerak cepat menyelidiki kasus itu. Berdasar hasil uji laboratorium, bakso milik sugeng tidak mengandung daging tikus.

Baca berita selengkapnya: 4 Fakta di Balik Viral Bakso Kaki Tikus, Omzet Terjun hingga Pengunggah Ajak Damai

2. Kedatangan 245 WNI dari Wuhan

Petugas medis mengarahkan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang telah disemprot cairan disinfektan setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 WNI dari Wuhan tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona.ANTARA FOTO/KEMENTERIAN LUAR NEG Petugas medis mengarahkan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang telah disemprot cairan disinfektan setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 WNI dari Wuhan tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona.

Sekitar pukul 08.30 WIB, pesawat Batik Air yag membawa 245 WNI dari Wuhan, China, akhirnya mendarat dengan aman di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau.

Setelah mendarat, petugas medis segera melakukan pemeriksaan intensif kepada para penumpang.

Sementara itu, sejumlah personel keamanan dari TNI dan Polri tampak berjaga-jaga di sekitar lokasi pemeriksaan.

Baca berita selengkapnya: 245 WNI dari Wuhan Tiba di Bandara Hang Nadim Batam

3. Tuntutan warga Natuna pasca-evakuasi 245 WNI dari Wuhan

Masyarakat Kabupaten Natuna terus melakukan unjuk rasa menolak WNI dari Wuhan, China dikarantina di Kabupaten Natuna. Bahkan belakangan unjuk rasa tersebut nyaris anarkis saat beberapa warga membakar ban mobil dan diletakan ditengah jalan menunu bandara.DOK WARGA NATUNA Masyarakat Kabupaten Natuna terus melakukan unjuk rasa menolak WNI dari Wuhan, China dikarantina di Kabupaten Natuna. Bahkan belakangan unjuk rasa tersebut nyaris anarkis saat beberapa warga membakar ban mobil dan diletakan ditengah jalan menunu bandara.

Keputusan pemerintah pusat memilih Natuna menjadi lokasi karantina 245 WNI dari Wuhan mendapat protes masyarakat Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Aksi turun ke jalan oleh warga pun nyaris ricuh setelah beberapa orang membakar ban bekas dan memblokade jalan.

Menurut Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Natuna Haryadi, dalam aksi tersebut warga menyampaikan enam tuntutan untuk pemerintah pusat.

Salah satunya memindahkan WNI dari Wuhan untuk dirawat di KRI milik TNI.

"Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan keresahan dan kecemasan warga, karena saat ini masyarakat Natuna sudah cemas dan resah," kata Haryadi saat ditemui, Minggu (2/2/2020).

Baca berita selengkapnya: Sampaikan 6 Tuntutan, Warga Natuna Minta Menkes Berkantor di Ranai

4. Perjuangan perempuan pemanjat pohon pinang

Siti Hajar sedang memanjat pinangKOMPAS.COM/TEUKU UMAR Siti Hajar sedang memanjat pinang

Siti Hajar (35), rela memanjat puluhan pohon pinang setiap hari untuk mencari nafkah.

Perempuan asal Desa Paloh Mampree, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireun tersebut menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya meninggal.

Siti mengaku, dirnita tak punya pilihan pekerjaan lain untuk menafkahi dua orang putranya, abang yang keterbelakangan mental, juga ibunya yang telah lanjut usia.

"Anak saya dua, yang pertama Sulaiman (15) putus sekolah, dan Rafid (8) kelas IV SD, " Kata Siti Hajar kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya.

Baca berita selengkapnya: Kisah Siti, Tiap Hari Panjat Puluhan Pohon Pinang hingga 10 Meter Demi Biayai Keluarga

5. Pemkot Surabaya laporkan penghina Risma di medsos

Wali Kota Surabaya Tri RismahariniKOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

Pada hari Selasa (21/1/2020), Pemkot Surabaya telah resmi melaporkan seorang pemilik akun Facebook, bernama Zikria Dzatil, atas dugaan penghinaan kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Dari penelusuran Kompas.com, pelapor adalah Ira Tursilowati, Kabag Hukum Pemkot Surabaya yang telah menerima kuasa dari Risma.

Dalam laporannya, pihak Pemkot Surabaya telah menyerahkan bukti antara lain tangkapan layar diduga berisi hinaan yang diunggah akun Zikria Dzatil di Facebook.

"Inisiatif ini diambil karena melihat keresahan di masyarakat, baik melalui media sosial, maupun yang menghubungi langsung jajaran Pemkot Surabaya," ujar Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya Febriadhitya Prajatara.

Baca berita selengkapnya: Risma Dihina di Facebook, Pemkot Surabaya Lapor Polisi dan Pelaku Ditangkap di Jawa Barat

(Penulis: Kontributor Batam, Hadi Maulana | Editor: Abba Gabrillin, Rachmawati, Farid Assifa, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com