Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seragamnya Dipakai Keraton Agung Sejagat, Penjahit Kaget-kaget Senang

Kompas.com - 30/01/2020, 13:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seragam ala kerajaan yang digunakan Keraton Agung Sejagat ternyata dijahit oleh seorang penjahit asal Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta bernama Wahyu Agung Santoso.

Wahyu yang merupakan pemilik produsen seragam Putro Moelyono Drumband itu mengaku kaget setelah mengetahui seragam buatannya dipakai untuk kegiatan Keraton Agung Sejagat.

Di sisi lain dia juga mengaku senang karena seragam produksinya kerap masuk televisi atau media lainnya.

Saat itu Wahyu diberitahu oleh seorang kenalan bahwa seragam buatannya masuk televisi, Senin (13/1/2020).

Kurang lebih dua hari setelahnya, Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santosa dan ratunya Fanni Aminadia ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jawa Tengah.

"Saya lihat TV kok ternyata seragamnya dipakai seperti itu. Ya perasaannya kaget-kaget senang saya Mas saat itu," ucap Wahyu ditemui di rumahnya, Rabu (29/1/2020).

Menurut pria yang akrab disapa Koko itu, banyak warga yang datang ke tempatnya untuk berfoto bersama seragam tersebut.

Baca juga: Keraton Agung Sejagat dan Pentingnya Critical Thinking

Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santoso dan Sang Ratu, Fanni AminadiaDok Istimewa Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santoso dan Sang Ratu, Fanni Aminadia

Kerajaan Brunai Darussalam

Koko menceritakan kali pertama ia mendapatkan pesanan, yakni pada November 2019.

Ratu Keraton Agung Sejagat, Fanni Aminadia sendiri yang datang memesan seragam. Sebelumnya dia sempat telepon dan berkomunikasi lewat WhatsApp.

Fanni pun menginginkan seragam dibuat seperti kerajaan Brunei Darussalam, namun dengan beberapa perubahan.

Warna seragam yang dipilih ialah baju hitam dengan ornamen kuning di kerah. Di pundak terdapat tulisan Keraton Agung Sejagat dalam aksara Jawa.

Sedangkan pada topi terdapat lambang mirip kompas dan logo PBB di tengahnya. Ada pula logo bintang dan mahkota.

Kemudian terdapat dua gambar kapas dengan tulisan 'IMPERIAL FORCES' di bawahnya.

"Saya tidak sempat tanya, seragam ini untuk apa. Karena saya kira untuk drumband atau kegiatan kebudayaan itu, kan rata-rata yang buat ke sini untuk itu," ujar Koko.

Baca juga: Raja Keraton Agung Sejagat Masih Mengelak soal Motif Penarikan Uang ke Pengikutnya

Fanni memesan sebanyak 297 setel seragam plus lima setel seragam khusus untuk raja, ratu dan anak.

Seragam kemudian digarap oleh 12 orang dalam tempo November 2019 sampai 6 Januari 2020.

Koko mengirimkan seragam secara bertahap ke rumah kontrakan raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso di Godean, Sleman.

Harga satu setel seragam ialah Rp 900.000. Sedangkan seragam khusus dihargai Rp 600.000 karena membawa bahan sendiri.

Fanni awalnya memberikan uang muka Rp 1 juta dan pembayaran dilakukan beberapa kali hingga lunas.

"Pertama itu dia transfer Rp 25 juta dan setiap 3 hari sekali transfer itu sampai lunas. Jadi kalau masalah pembayaran alhamdulilah tidak ada kendala," ucap Koko.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com