KOMPAS.com - Berita populer nusantara kali ini diawali dengan kisah Bupati Pelalawan, Provinsi Riau, HM Harris yang bercerita kalau pernah mengendaong jenazah anaknya yang meninggal karena sakit untuk dibawa pulang ke rumah
Hal itu ia lakukan karena tidak ada uang untuk menyewa mobil ambulans.
Peristiwa tersebut terjadi saat dirinya belum menjabat sebagai bupati. Kala itu, dia gagal menjalankan bisnis di Pulau Jawa dan memilih pulang ke Pekanbaru.
Sementara itu, berita derita Sukiyah, berteman gelap hingga rambut jadi sarang tikus juga jadi perhatian pembaca Kompas.com.
Betapa tidak, setelah ditinggal ibunya meninggal tiga tahun lalu, ia harus hidup sendiri.
Bahkan, ia sempat tidur di teras. Oleh warga, dia dimasukkan ke dalam rumah dan setiap malam selalu dikunci dari luar.
Sementara adiknya semenjak menikah sebelum pindah ke Banjarnegara tak pernah pulang dan berkirim kabar.
Baca berita lima populer nusantara selengkapnya:
Bupati Pelalawan, Provinsi Riau, HM Harris menceritakan kisah pilu yang dialaminya beberapa tahun silam.
Harris bercerita pernah menggendong jenazah anaknya yang meninggal karena sakit untuk dibawa pulang ke rumah. Hal tersebut dilakukan karena Harris tidak mempunyai uang untuk menyewa ambulans.
Ia tak memiliki banyak harta dan uang, yang ada hanya cukup untuk makan sehari-hari. Dalam keadaan pas-pasan, anak keduanya jatuh sakit. Harris dan istrinya, Ratna Mainar, membawanya berobat ke rumah sakit.
Harris menjual barang-barang yang tersisa untuk biaya berobat. Namun, takdir berkata lain. Anak kedua Harris meninggal dunia.
Karena tak memiliki uang untuk menyewa ambulans, Harris menggendong jenazah anaknya pulang ke rumah.
"Siapa pun yang sakit, tolong diobati segera tanpa memandang latar belakang pasien. Ini perlu saya tegaskan," kata Harris dengan suara serak sehabis menangis setelah berhasil mengontrol emosinya.
Kisah ini ia sampaikan saat sambutan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Raker Kesda) di aula kantor Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan, Kamis (23/1/2020).
Baca juga: Kisah Bupati Pelalawan Gendong Jenazah Anaknya karena Tak Ada Biaya Sewa Ambulans
Setelah ditinggal ibunya tiga tahun lalu, Sukiyah hidup sendiri di dalam rumah beralas tanah dan berdinding papan.
Sukiyah hidup hanya berteman dengan gelap, karena ia mengalami kebutaan sejak berusia lima tahun. Kala itu, dia sakit panas hingga kejang-kejang dan tidak bisa melihat lagi.
Setelah ibunya meninggal, Sukiyah sempat tidur di teras. Oleh warga, dia dimasukkan ke dalam rumah dan setiap malam selalu dikunci dari luar.
"Itu agar dia tidak keluar rumah karena tidak ada yang mengawasi," terang Suramto.
Sementara itu, Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Salatiga, Ardian mengatakan, saat kali pertama ditemui, kondisinya sangat mengenaskan.
"Dia hampir tidak pernah bicara dengan orang lain, tapi saya lakukan pendekatan dan ngomong pengin susu," jelasnya.
Saat itu, yang terlintas dalam benak Ardian adalah memotong rambut Sukiyah.
Selain rambutnya sudah mencapai dua meter, di rambut tersebut ada kotoran manusia dan anakan tikus.
"Dia mengajukan permintaan, nanti setelah dipotong, minta dikeramas dengan sampo warna hitam, dan diobatin," ungkapnya.
Baca juga: Derita Sukiyah, Berteman Gelap hingga Rambut Jadi Sarang Tikus
Muhammad Saiful Muis (31), warga Kabupaten Blora yang sebelumnya ditangkap anggota Kodim 0710 Pekalongan karena mengaku anggota TNI AU, dibebaskan.
"Dia dilepas karena tidak ada yang laporan ke Polres Pekalongan Kota. Karena, dari korban juga tidak membuat laporan resmi," kata Kasat Reskrim Polres Pekalongan Kota AKP Maryoto saat dihubungi Tribunjateng.com, Kamis (23/1/2020).
Menurut dia, kepolisian tidak bisa memproses karena tidak ada laporan dari korban.
Baca juga: TNI Gadungan yang 7 Tahun Bohongi Istri Dibebaskan
"Olahraganya basket, sepakbola, kadang renang," kata Arya ditemui Kompas.com di rumahnya, Desa Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang.
Arya bahkan mengikuti ektra kurikuler basket di sekolahnya, SMP Negeri 2 Pangkalan. Setiap Senin, Rabu, dan Jumat ia selalu ikut latihan bersama teman-temannya.
"Seru," kata Arya saat ditanya alasan memilih eskul basket.
Kini berolahraga menjadi salah satu kegemaran Arya. Hampir setiap hari ia menyempatkan berolahraga di sela menjalankan aktivitas. Tentu saja tanpa melupakan kebiasaan seperti anak-anak lainnya yakni bermain.
"Kadang jalan sampai Jembatan Cigeuntis. Kadang renang di Green Canyon," katanya.
Baca juga: Turun 109 Kg, Arya Permana Kini Senang Main Basket, Sepak Bola hingga Renang
Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ardian, yang memotong rambut Sukiyah, mengatakan, setelah rambut gembelnya yang sepanjang dua meter itu dipotong, dia mulai menampakkan sejumlah perubahan bahkan sudah mulai berkomunikasi dengan dunia luar.
Tetapi, Ardian mengungkapkan dirinya terus memantau perkembangan.
"Sukiyah sudah mulai berkomunikasi. Dia juga semalam sudah tidur di kasur, sudah mau mandi," terangnya, Jumat (24/1/2020).
Ardian mengatakan, dirinya mencoba menyakinkan Sukiyah bahwa orang-orang yang berada di sekeliling Sukiyah adalah orang baik.
"Dia sekarang sudah berada di tempat yang lebih baik dan layak. Saya bilang, ini semua teman-teman saya. Jangan khawatir semua menjaga jenengan (anda)," ungkapnya.
Baca juga: Rambut 2 Meter yang Jadi Sarang Tikus Dipotong, Sukiyah Mulai Komunikasi
Sumber: KOMPAS.com (Dian Ade Permana, Farida Farhan | Editor : Khairina, Aprilia Ika, David Oliver Purba, Teuku Muhammad Valdy Arief, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.