Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Pasutri Bayar Persalinan Pakai Uang Koin, Menabung 9 Bulan hingga Takut Ditolak Puskesmas

Kompas.com - 19/01/2020, 19:42 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

"Satu untuk saya, yang satu untuk adik, dan satunya lagi ditempati ibu yang dijadikan warung," kata Riska.

Dengan kondisi ekonomi seperti itu, Riska harus pintar mengelola keuangan rumah tangga, apalagi sejak ia dinyatakan hamil.

"Sejak hamil itulah mulai menabung untuk biaya persalinan nanti. Nabungnya di celengan," ucap dia.

3. Was-was uang koin ditolak puskesmas

Riska sangat berharap bisa melahirkan di bidan desa. Selain biayanya lebih murah, juga dekat dengan rumah.

Namun, ia harus dirujuk ke puskesmas karena kehabisan tenaga saat proses persalinan.

Sepanjang perjalanan, pasangan ini mengaku waswas, karena sebagian uang yang dipersiapkan untuk biaya persalinan dalam bentuk koin.

Mereka khawatir, pihak puskesmas tidak mau menerimanya.

"Niatnya, uang receh itu mau ditukarkan dulu. Tapi, karena waktu itu kondisinya tidak memungkinkan, jadinya langsung saja dibawa ke puskesmas," kata Riska.

Baca juga: Cerita Pasutri Yanto dan Riska Bayar Persalinan Pakai Koin: Hasil Nabung Selama 9 Bulan

Namun, mereka akhirnya lega.

"Uangnya saya masukan ke dalam kantong kresek. Orang puskesmas sempat kaget waktu melihatnya. Tapi alhamdulilah, diterima, katanya sama-sama uang," ujar dia.

4. Pasien pertama membayar dengan uang koin

Kordinator Bidan Puskesmas Cilaku, Dida mengatakan, baru pertama kali ada pasien yang membayar biaya persalinan menggunakan uang koin.

Total biaya yang harus dibayarkan pasien sebesar Rp 1.450.000.

“Pas di cek, sebagian uangnya receh dimasukkan dalam kresek putih. Kami hitung jumlahnya Rp 500.000 lebih sedikit,” ujar Dida, kepada Kompas.com, Jumat (17/1/2020).

Sebagai pasangan kurang mampu, Yanto dan Riska sebenarnya bisa mengakses pelayanan kesehatan gratis melalui program Jampersal (Jaminan Persalinan).

Baca juga: Puskesmas Kembalikan Uang Koin Biaya Persalinan Pasutri Riska dan Yanto, Ini Alasannya

“Namun, mereka memilih membayar penuh. Tidak mau disebut pasien miskin, tidak mau gratis,” kata Dida.

5. Uang koin dikembalikan, puskesmas beri apresiasi

Puskesmas Cilaku dibuat kaget setelah mengetahui ada pasien yang membayar dengan uang koin pecahan Rp 1.000 dengan total mencapai Rp 500.000. 

"Kami tanya, ternyata mereka dari keluarga kurang mampu. Salutnya kami, mereka tidak mau disebut miskin, tetap ingin bayar penuh," kata kordinator bidan Puskesmas Cilaku, Dida.

Salut dengan kegigihan mereka mengumpulkan uang untuk biaya persalinan, pihak puskesmas memutuskan untuk mengembalikan seluruh uang receh tersebut.

"Kalau uang Rp 200.000 yang kami kasih itu, hanya bentuk kadeudeuh saja," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com