Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2020, 22:45 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Sunda Empire dan Kesultanan Selaco atau Selacau tidak mengganggu dan meresahkan masyarakat.

Dengan demikian, kata Uu, keberadaan dua "kerajaan" itu tidak usah dipersoalkan. 

"Selacau itu kan sudah lama dan tidak buat keresahan masyarakat. Tidak mengganggu tatanan kenegaraan. Sah-sah saja," kata Uu kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (18/1/2020).

Hal sama juga dengan Sunda Empire. Menurut Uu, peristiwa Sunda Empire itu sudah terjadi sejak tahun lalu. Masalah itu sudah diselesaikan oleh pihak TNI. Mereka sudah membuat perjanjian untuk tidak menggunakan atribut militer mirip TNI.

"Mereka juga sudah melakukan perjanjian hitam di atas putih untuk tidak lagi melakukan kegiatan seperti itu, mengenakan seragam mirip Kopassus," kata mantan bupati Tasikmalaya itu.

Baca juga: Sultan Putra Kusumah VIII: Kesultanan Selaco Cagar Budaya dan Diakui UNESCO

Uu mengatakan, Sunda Empire dan Kesultanan Selaco atau Selacau merupakan bagian dari hak berkumpul dan berserikat yang dilindungi undang-undang. 

Sepanjang kegiatan mereka tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta tidak menggoyang NKRI, kata Uu, keberadaan keduanya tidak masalah.

"Sah-sah saja. tapi kalau sudah ada pelanggaran, pemprov akan minta bantuan polisi dan tentara untuk menangani ancaman terhadap negara," tandas politisi PPP ini.

Uu pun berharap masyarakat tidak usah resah lagi mengenai keberadaan kedua "kerajaan" itu.

Cagar budaya

Sebelumnya, Rohidin (40) atau Sultan Selaco atau Selacau Tunggul Rahayu mengatakan bahwa Kesultanan yang dipimpinnya adalah berbentuk cagar budaya.

Sebuah kerajaan muncul di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kerajaan ini bernama Kesultanan Selaco alias Selacau Tunggul Rahayu yang berdiri di Kampung Nagara Tengah, Desa Cibungur, Kecamatan Parung Ponteng, Kabupaten Tasikmalaya, sejak 2004KOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA Sebuah kerajaan muncul di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kerajaan ini bernama Kesultanan Selaco alias Selacau Tunggul Rahayu yang berdiri di Kampung Nagara Tengah, Desa Cibungur, Kecamatan Parung Ponteng, Kabupaten Tasikmalaya, sejak 2004

 

Jadi selama ini bukan sebuah Kesultanan yang memiliki pemerintahan dan negara sendiri.

Dalam setiap kegiatannya pun selalu terbuka untuk umum yang mencintai budaya Sunda dan berniat untuk selalu melestarikannya.

"Kesultanan Selaco adalah Cagar budaya. Selama ini saya selalu ada kegiatan tiap hari upacara. Terbuka untuk umum bagi para penggiat budaya. Masyarakat dan keluarga kami pun selama ini mengetahui kami," jelas Rohidin alias Sultan Putra Kusumah VIII kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (18/1/2020).

Selama ini pun, lanjut Rohidin, ia belum pernah mendapatkan penolakan oleh warga setempat.

Apalagi, masyarakat tahu bahwa leluhurnya dimakamkan di sekitar lokasi istananya.

Kalaupun ada gelar Sultan yang diterapkan kepada dirinya karena leluhurnya adalah Sultan Patra Kusumah, salah satu keturunan dari Raja Surawisesa Kerajaan Padjadjaran.

"Saya adalah keturunan ke-8 Patra Kusumah. Jadi saya melestarikan budaya leluhur saya dan diberi gelar Sultan Patra Kusumah VIII layaknya seperti di daerah lain adalah sebuah marga keluarga," tambahnya.

Baca juga: Ini Penampakan Kesultanan Selaco di Tasikmalaya, Serba Hijau

 

Menurutnya, jika ada yang mengaku Kesultanan harus jelas asal usulnya.

Selama ini ia berjuang untuk mempertahankan warisan leluhurnya sejak tahun 2004 dan sampai sekarang masih berjalan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com