Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta TNI Gerebek Markas KKB, Satu Orang Tertembak hingga TNI Antisipasi Serangan Balik

Kompas.com - 17/01/2020, 09:42 WIB
Setyo Puji

Editor

"Kita sempat lepaskan tembakan dua kali, yang pertama diyakini berhasil mengenai salah seorang KKB yang kemudian digotong oleh teman-temannya ke dalam sebuah honai," kata Wakil Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi saat dihubungi, Kamis (16/1/2020).

Baca juga: Seorang Anggota KKB Tertembak Saat Markasnya Diserang TNI di Papua

3. TNI antisipasi serangan balasan

Setelah TNI melancarkan serangan tembakan jarak jauh, puluhan anggota KKB yang bermarkas di Distrik Titinggi tunggang langgang melarikan diri.

Seorang anggota KKB yang terkena tembakan aparat juga terlihat digotong rekannya kedalam honai.

Dalam pantauan TNI, 70 orang anggota KKB yang berasal dari kelompok pimpinan Lekagak Telenggen dan Militer Murib juga dilengkapi dengan 20 pucuk senjata api.

"Saat ini kita siaga I untuk mengantisipasi adanya balasan dari KKB," kata Dax.

Baca juga: Fakta Penyerangan Markas KKB di Papua, TNI Tembak Jarak Jauh dan Temukan 20 Pucuk Senjata

4. Senjata KKB diduga dari Lumajang, Jawa Timur

Ilustrasi senjata rakitanKOMPAS/ALBERTUS HENDRIYO WIDI Ilustrasi senjata rakitan

Dari penyelidikan yang dilakukan aparat kepolisian, senjata rakitan yang digunakan KKB di Papua ada sebagian yang diduga berasal dari Lumajang, Jawa Timur.

Karena itu, pihaknya bersama dengan TNI akan melakukan upaya pengusutan temuan tersebut.

"Senjata rakitan ini terindikasi sudah masuk di Papua," kata Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw, di Timika, Minggu (12/1/2020).

Selain senjata rakitan dari Lumajang, ia juga mengidentifikasi adanya penyelundupan senjata yang dilakukan dari Papua New Guinea (PNG) dan dari Filipina.

Penyelundupan senjata tersebut, mayoritas melalui jalur tikus di wilayah perbatasan.

Baca juga: Bus Freeport Ditembak di Papua, KKB Pimpinan Joni Botak Diduga Pelakunya

Penulis : Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi | Editor : Abba Gabrillin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com