Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasangan Suami Istri Bantai Paman Tiri, Jenazah Dibuang ke Perbukitan

Kompas.com - 13/01/2020, 20:55 WIB
Oryza Pasaribu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PADANG LAWAS UTARA, KOMPAS.com - Seorang petani ditemukan tewas di areal perbukitan yang ditanami nilam di Desa Sihapas-apas, Padang Bolak, Padang Lawas Utara (Paluta) Sabtu (11/1/2020).

Dari hasil penyidikan kepolisian, korban tewas akibat dianiaya dua tersangka yang merupakan pasangan suami isteri dan masih punya hubungan keluarga.

Kepala Polisi Sektor Padang Bolak Polres Tapanuli Selatan AKP Zulfikar mengatakan, Sabtu (11/1/2020), ia mendapat informasi adanya penemuan jasad seorang warga di areal perbukitan di Desa Sihapas-apas, Paluta.

Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Istri Hakim PN Medan Rencanakan Pembunuhan terhadap Suaminya

 

Mendapat informasi tersebut, Zulfikar langsung berkordinasi dengan personelnya untuk berangkat ke lokasi.

Lebih dari satu jam berjalan kaki, melewati areal perbukitan dengan medan yang naik turun, Zulfikar dan personel tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Dia menemukan kondisi korban yang diketahui bernama Harun Harahap (40) warga setempat, sudah dalam kondisi tidak bernyawa dan dibagian tubuh banyak luka akibat benda tajam.

Baca juga: Terungkap, Ini Motif Kasus Pembunuhan dan Jenazah di Tol Kebomas Gresik

"Mulanya yang pertama kita lakukan adalah mengevakuasi jenazah. Karena kondisi TKP yang sulit, dan butuh tenaga ekstra," ujar Zulfikar saat dihubungi kompas.com, Senin (13/1/2020).

Pelaku pasutri

Dari hasil olah tempat kejadian perkara dan keterangan dari beberapa saksi, Zulfikar menyebut korban meninggal akibat dianiaya.

" Dari luka-luka yang ditemukan di tubuh korban, kita duga kuat korban meninggal akibat dianiaya. Dan untuk pelaku sudah kita ketahui," kata Zulfikar.

Dia menjelaskan, korban diduga dianiaya dua tersangka yaitu Gokkon Pardede (40) dan Desi Harahap (35) pasangan suami isteri warga yang sama, dan mereka masih punya hubungan keluarga yang dekat.

"Korban merupakan paman tiri dari kedua tersangka. Ibu korban adalah isteri kedua dari kakek tersangka Gokkon Pardede," ujar Zulfikar.

Baca juga: Fakta di Balik Pasutri Tewas di Kos, Pasangan Pengantin Muda hingga Suami Seorang PNS

Cobaan perkosaan

Dari keterangan Desi Harahap, istri Gokkon, kata Zulfikar, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (11/1/2020) sekitar pukul 09.30 WIB.

Saat itu, Desi bersama suaminya Gokkon sedang bekerja di ladang di areal perbukitan Desa Sihapas-apas yang banyak ditanami nilam.

Desi mengaku, ia mendapat lemparan batu saat sedang bekerja.

Ia mencari dari mana dan siapa yang melempar batu tersebut. Apalagi saat itu, Gokkon suaminya bekerja di areal yang sama, namun tidak selokasi dengannya.

Desi terkejut, saat itu ia melihat korban datang ke arahnya dan langsung mencoba memeluknya.

Desi meronta dan menjerit minta tolong. Jeritannya didengar suaminya.

Baca juga: 7 Hari Hilang Terseret Arus Sungai, Tim SAR Mamuju Sisir Pantai Lacak Jejak Pasutri

Korban menyerang dengan parang

Melihat Gokkon datang, korban yang memegang parang langsung menyerangnya dan mengenai bagian lutut kiri Gokkon.

Melihat suaminya diserang korban, Desi pun mengambil kayu dan ikut menyerang korban hingga parang yang dipegang korban terlepas.

Mendapat kesempatan itu, Desi lalu mengambil parang korban dan menyerang tubuh korban bertubi-tubi.

"Korban dan keponakannya sempat bergumul, Gokkon mulanya diserang pamannya. Lalu isterinya ikut membantu, dan mengambil parang korban kemudian menyerangnya hingga tewas," kata Zulfikar.

Hingga kini, ujar Zulfikar, pihaknya masih mendalami kasus tersebut.

Dan untuk korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga, dan dua diduga tersangka sudah dimintai keterangan dan akan dilakukan penahanan.

Baca juga: Pasutri Pengasuh Ponpes yang Tipu 127 Calon Jemaah Umrah Ditangkap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com