Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Fenomena Sinkhole di Gunungkidul: Kedalaman 5 Meter hingga Potensi Bahayanya

Kompas.com - 07/01/2020, 18:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Lahan pertanian warga di Dusun Karangawen, Desa Karangawen, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul, Yogyakarta tiba-tiba berlubang.

Lubang yang kerap disebut sinkhole ini memiliki kedalaman hingga 5 meter dengan lebar 3 meter. Terakhir, lubang sinkhole melebar hingga mencapai 5 meter.

Berikut fakta-fakta yang dihimpun oleh Kompas.com mengenai fenomena sinkhole di Gunungkidul:

Baca juga: Mengenal Fenomena Sinkhole dalam Amblesnya Jalan Gubeng Surabaya

1. Hujan deras dan pegunungan karst

Ilustrasi hujan di daerah tropis.SHUTTERSTOCK Ilustrasi hujan di daerah tropis.

Sinkhole pertama kali ditemukan pada Sabtu (4/1/2020) pagi di lahan pertanian warga.

Sehari sebelumnya, hujan deras mengguyur wilayah Girisubo, Gunungkidul.

"Saat sampai di sini sudah berlubang. Memang pada hari Jumat hujan deras dan warga menemukannya paginya (Sabtu)," kata kepala Dusun Karangawen Yuono.

Kepala BPBD Gunungkidul Edy Basuki memperkuat pernyataan bahwa sinkhole dipengaruhi hujan deras serta kondisi tanah.

"Jadi hujan intensitas lama, menyebabkan air tertahan di permukaan. Semakin lama semakin banyak dan terjadilah amblesan," ucapnya.

Kemunculan sinkhole ini juga biasa terjadi di Gunungkidul. Sebab, karakteristik Gunungkidul berupa pegunungan karst.

Baca juga: Fenomena Sinkhole di Gunungkidul, Ini Penjelasan Pakar LIPI

2. 32 sinkhole sejak 2017

Papan Peringatan Tanah Ambles atau Sinkhole oleh BPBD yang dipasang di Desa Karangawen, Kecamatan Girisubo, GunungkidulKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Papan Peringatan Tanah Ambles atau Sinkhole oleh BPBD yang dipasang di Desa Karangawen, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul

BPBD Gunungkidul mencatat, sejak tahun 2017 sudah terbentuk 32 sinkhole di Kabupaten Gunungkidul.

Sinkhole-sinkhole tersebut tersebar di Kecamatan Semanu, Rongkop, Ponjong, Girisubo, Purwosari, Tanjungsari dan Paliyan.

Edy menyampaikan, seluruh lubang itu terbentuk di lahan pertanian.

"Yang terbanyak ada di Rongkop sebanyak 18 kejadian sinkhole pada tahun 2018," katanya.

Sedangkan pada tahun 2019, tidak ditemukan sinkhole. Hal itu disinyalir lantaran curah hujan selama 2019 tergolong rendah.

Baca juga: Fenomena Sinkhole di Gunungkidul, Pakar: Perlu Pemetaan Goa Bawah Tanah

3. Ditanami rumput gajah dan pohon pisang

Sinkhole yang muncul di Telaga Mboromodusun Trowono A, Karangasem, Paliyan, Gunungkidul, Yogyakarta.Kompas.com/Markus Yuwono Sinkhole yang muncul di Telaga Mboromodusun Trowono A, Karangasem, Paliyan, Gunungkidul, Yogyakarta.

Oleh warga, Sinkhole yang muncul pada tahun 2018 sudah ditanami rumput gajah.

Bekas-bekas sinkhole memang sengaja ditanami tumbuhan agar petani tidak mendekat.

Sedangkan bekas sinkhole lainnya di kawasan Gilangan juga ditanami pohon pisang oleh pemiliknya.

Sementara BPBD Gunungkidul mengaku telah memasang papan peringatan kawasan rawan ambles dan garis pengamanan di beberapa titik sinkhole.

Sedangkan di sekitar sinkhole yang baru saja ditemukan, dipasangi garis polisi untuk mencegah masyarakat terjebak dalam lubang.

Di sekitar lubang, terdapat rekahan yang dimungkinkan masih bisa melebar.

Baca juga: Sinkhole di Gunungkidul Semakin Melebar

4. Perlu diwaspadai

Sujoko warga Padukuhan Dadapan, Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul, menyaksikan Fenomena Sinkhole di Ladangnya Jumat (1/2/2019) KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Sujoko warga Padukuhan Dadapan, Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul, menyaksikan Fenomena Sinkhole di Ladangnya Jumat (1/2/2019)

Pakar hidrogeologi di Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Adrin Tohari M.Eng menerangkan, potensi sinkhole di Gunungkidul bisa membahayakan warga dan pengunjung.

“Ini (sinkhole) perlu diwaspadai oleh masyarakat. Harus disosialisasikan terutama saat musim hujan,” tuturnya.

Ia meminta instansi memetakan daerah-daerah yang sudah terjadi sinkhole.

"Kemudian dipetakan goa bawah tanah sehingga terlihat daerah potensi terbentuknya sinkhole,” paparnya.

Setelah memetakan, pihak terkait harus menyosialisasikan pada warga agar fenomena sinkhole tidak menelan korban.

“Zona ancaman harus dipetakan supaya masyarakat lebih aware. Kalau tidak begitu, kapanpun ada risiko di situ (terjadinya sinkhole). Apalagi untuk masyarakat yang bertani,” ucapnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Sri Anindiati Nursastri, Markus Yuwono | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com