Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ibu Gendong Bayi, Lewati Bukit dan Cari Jalan Keluar dari Lokasi Bencana Banjir di Bogor

Kompas.com - 05/01/2020, 17:24 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Neneng, seorang ibu yang menjadi korban bencana banjir di Desa Harkat Jaya, Sukajaya, Bogor, Jawa Barat, menceritakan perjuangan warga mengungsi ke tempat aman.

Ribuan warga terdampak bencana harus berjuang mencari jalan keluar dari lokasi bencana menuju tempat pengungsian, seperti kantor desa, sekolah, mushala, dan masjid.

Usai desanya diterjang banjir, Neneng mengungsi sambil membawa anaknya yang masih bayi.

Sedangkan kawasan tersebut masih diguyur hujan. Para korban bencana banjir pun berjalan sambil kehujanan.

Baca juga: Presiden Instruksikan Daerah Terisolasi Banjir dan Longsor di Bogor Dibuka Aksesnya

"Kebetulan saya bawa bayi 10 bulan dan harus ditutupi pakai selimut," katanya.

Padahal medan yang harus mereka lewati untuk keluar dari lokasi bencana berupa jalan terjal berlumpur dan perbukitan.

Para pengungsi pun masih harus mengangkut berbagai barang bawaan.

"Ya Allah, kita (keluarga) mutar cari jalan (perbukitan) sambil hujan-hujanan, lewatin kuburan, kebon, pokoknya saya terobosin biar ada jalan," ungkap Neneng.

Meski demikian, perempuan 33 tahun itu masih mengucap syukur lantaran diberi keselamatan.

Neneng mengatakan, bencana banjir dan longsor di desanya termasuk salah satu yang terparah.

Baca juga: Presiden Jokowi Minta Pemenuhan Kebutuhan Korban Banjir Diprioritaskan

Enam warga meninggal dunia

Ribuan korban bencana alam harus mengungsikan diri ke beberapa lokasi seperti, kantor desa, sekolah SD, musholla, masjid, pesantren dan rumah-rumah warga di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/1/2020)KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Ribuan korban bencana alam harus mengungsikan diri ke beberapa lokasi seperti, kantor desa, sekolah SD, musholla, masjid, pesantren dan rumah-rumah warga di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/1/2020)

Akibat hujan deras yang mengguyur sejak Selasa (31/12/2019) hingga Rabu (1/1/2020), banjir dan longsor menerjang 10 desa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Sepuluh desa yang terdampak yakni Desa Cisarua, Cileuksa, Desa Kiarasari, Kiarapandak, Harakat Jaya, Pasir Madang, Jayarahara, Sukamulih, Sipayung dan Desa Urug.

Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni mengatakan, enam warga meninggal dunia dalam peristiwa itu. Tiga orang dinyatakan hilang dan 34 orang terluka.

"Tiga orang warga atas nama Amri (65), Maesaroh (25), Cici (10), belum diketahui keberadaannya dan masih dilakukan pencarian. Tim Gabungan bencana TNI, Polri dan BPBD masih kesulitan menembus akses lokasi," ujarnya.

Selain itu, 460 rumah rusak berat, 234 rusak ringan dan 72 rusak sedang.

4.146 warga korban terdampak banjir mengungsi ke tempat-tempat aman.

Baca juga: Anies: Hanya 15 Persen Wilayah Jakarta Dilanda Banjir, Itu karena Pompa dan Curah Hujan Tak Seimbang

Presiden instruksikan buka akses terisolasi

Presiden Joko Widodo saat memberikan pembekalan pada calon perwira remaja di AAU tahun 2016.KOMPAS.com/ALBERTUS ADIT Presiden Joko Widodo saat memberikan pembekalan pada calon perwira remaja di AAU tahun 2016.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mendapat instruksi dari Presiden Jokowi.

Presiden menginstruksikan untuk segera membuka akses wilayah terisolasi akibat banjir dan longsor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Bapak Presiden memberikan instruksi kepada kami untuk melakukan berbagai upaya agar secepatnya akses ke desa-desa yang terisolasi segera terbuka sehingga bantuan dapat segera disalurkan," kata Kepala BNPB Doni Monardo.

Sebab, ada enam desa di Kecamatan Sukajaya yang terisolasi akibat jalan akses tertutup longsor.

Merujuk data Kementerian PUPR, enam desa itu ialah Kiarasari, Kiara Pandak, Urug, Cisarua, Cileuksa dan Pasir Madang. 

Sumber: Kompas.com (Penulis : Afdhalul Ikhsan, Rakhmat Nur Hakim | Editor : Dony Aprian, Bayu Galih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com