Saat itu mereka melihat Ina dan jenazah anak balitanya tergeletak di tanah dengan pakaian masih lengkap.
Anggota TNI AU langsung mengamankan Ina dan menghubungi Polres Kupang Kota.
Baca juga: Ibu Penganiaya Anaknya Gara-gara Kencing di Kasur Alami Depresi
Dilansir dari Pos-Kupang.com, Suhendi suami Ina mengaku curiga saat melihat luka memar di kepala anak balitanya.
Ina sempat tidak mengakui telah menganiaya anaknya. Setelah didesak dan diancam akan dilaporkan polisi, ia akhirnya mengakui perbuatannya.
"Saya marahin dia (pelaku). Ini akibat kamu tidak kontrol emosi," kata Suhendi.
Ia juga bercerita di hari kejadian, istrinya sempat memintanya untuk mengubur jenazah Domini bersama-sama secara diam-diam. Namun permintaan itu ditolak oleh Suhendi.
"Dia meminta kami dua untuk mencari tempat untuk mengubur korban, tapi saya bilang ini anak kamu, bukan binatang," katanya.
Baca juga: Suami Aniaya Istri karena Uang Rp 20.000 Dipakai Bayar Cicilan Lemari
Setelah menyalatkan anaknya, Suhendi bercerita ia harus kembali ke bengkel tempat ia bekerja.
Saat ia pergi, Ina mengikutinya nenggunakan motor. Suhendi pun meminta istrinya pulang dan akan mengurus jenazah anaknya setelah ia menyelesaikan pekerjaannya.
"Saya minta dia untuk tunggu di kosan, nanti kita urus selanjutnya, tapi dia tidak mau dan ikuti saya," ujarnya.
Ian pun menuruti perkataan suaminya.
Namun Suhendi tidak kembali ke kos Ina karena ditelpon istri pertamanya dan diminta untuk pulang ke rumahnya di Lanudal Penfui, Kota Kupang.
Baca juga: Anak Aniaya Ibu sampai Tewas, Disaksikan Keluarga hingga Sang Ayah Menangis
Hendi bercerita Ina pernah melaporkannya ke kantor polisi atas dugaan KDRT. Padahal menurut Hendi, justru ia yang menjadi korban kekerasan karena Ina menganiayanya dengan besi hingga luka-luka.
Suhendi memilih bertahan dengan Ina demi Domini, anak pertamanya dengan Ina.