Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Ikan "Mabuk" Ukuran Besar Ditangkap Warga Usai Banjir di Lebak

Kompas.com - 03/01/2020, 06:56 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Rabu (1/1/2020), Sungai Ciberang yang berhulu di Taman Nasional Gunung Halimun Salak meluap.

Hal tersebut dipicu hujan deras yang turun deras sejak Selasa (31/12/2019) sore.

Kejadian meluapnya Sungai Ciberang pada pukul 06.30 WIB tersebut menyebabkan banjir bandang menerjang wilayah Kabupaten Lebak, Banten.

Tercatat ada tujuh jembatan putus dan 3 orang meninggal akibat banjir tersebut.

Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya menyebut ada lima kecamatan yang terdampak yakni Cipanas, Lebakgdong, Curugbitung, Maja, dan Sajira.

Ia menyebut banjir bandang di awal tahun 2020 adalah bencana yang paling parah yang pernah terjadi di Kabupate Lebak.

Baca juga: Korban Banjir Bandang Lebak Minta Dikirim Makanan Matang, Keluhkan Tidak Ada Listrik dan Air Bersih,

 

Warga tangkap ribuan ikan

Warga Kampung Salahaur, Rangkasbitung turun ke sungai menangkap ribuan ikan mabuk di Sungai Ciujung, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (1/1/2020).Istimewa kiriman Warga Warga Kampung Salahaur, Rangkasbitung turun ke sungai menangkap ribuan ikan mabuk di Sungai Ciujung, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (1/1/2020).
Rabu sore setelah Sungai Ciberang mulai surut, ribuan ikan muncul di permukaan hilir sungai di Kecamatan Rangkasbitung.

Melihat fenomena tersebut, warga sekitar turun ke sungai. Beramai-ramai mereka menangkap ikan dengan tangan kosong ataupun jaring.

Jenis ikan yang muncul antara lain caung, rarance, tawes, hingga boloho yang merupakan ikan khas Sungai Ciujung.

Warga yang turun ke sungai tersebar di sejumlah titik satu di antaranya di Kampung Salahaur, Kelurahan Cijoro Lebak, Kecamatan Rangkasbitung, Lebak, Banten.

Menurut keterangan Dace Permanana warga sekitar, ribuan ikan tersebut 'mabuk' karena sungai dipenuhi lunpur.

"Sekitar pukul 15.00 WIB. Ikan mabuk karena air sungai banyak lumpurnya, mereka pada minggir ke tepi sungai, jadi banyak warga yang tangkap karena ikannya juga ribuan," kata Dace dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (1/1/2020).

Baca juga: Bencana Terparah, Banjir Bandang Lebak Ditetapkan Sebagai KLB Provinsi

Dace mengaku mendapatkan 5 kilogram ikan yang ia jual Rp 200.000.

Fenomen ikan yang muncul dipermukaan, menurut Dace adalah hal biasa. Namun tahun ini jumlahnya sangat banyak mencapai ribuan ekor.

"Yang ini sangat banyak, biasanya ada mengambang satu dua, tapi yang sekarang di pinggiran itu banyak sekali, tinggal diserok pakai tangan kosong juga bisa," kata dia.

Namun ada hal lain yang membuat heran yakni ikan yang muncul di permukaam ukurannya sangat besar. Bahkan ada beberapa ikan yang belum pernah ia lihat sebelumnya,

"Saya tadi dapat ikan Caung ukuran dua kilogram, warga lain di Kampung Keong dapat ikan lubang 5 kilogram, padahal yang pernah ditemukan sebelumnya paling hanya dua kilogram," kata Dace.

Baca juga: Banjir Bandang di Lebak, Jembatan Penghubung 3 Kecamatan Putus

 

Kejadian Luar Biasa Provinsi

Korban Banjir Bandang di Kampung Somang, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak dievakuasi menggunakan perahu karet lantaran jembatan putus Kamis (2/1/2020)KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Korban Banjir Bandang di Kampung Somang, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak dievakuasi menggunakan perahu karet lantaran jembatan putus Kamis (2/1/2020)
Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan banjir bandang di Kabupaten Lebak ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) provinsi.

Sebelumnya Bupati Lebak juga telah menetapkan banjir di wilayah tersebut sebagai KLB .

"SK sedang disiapkan, tinggal ditandatangani," jelas Wahidin saat ditemui di lokasi bencana di Cipanas, Kabupaten Lebak, Kamis (2/1/2020).

Selain Banten, Wahidin mengatakan banjir juga terjadi di Kota Tangerang dan ada 56 titik banjir dan wilayahnya lebih luas dibandingkan banjir sebelumnya.

Baca juga: Fakta Banjir Bandang di Lebak, 3 Meninggal, 2 Orang Hanyut hingga 7 Jembatan Putus

"Bupati Lebak sudah menyatakan status luar biasa. Kejadian ini dan di Tangerang menjadi syarat kita untuk menetapkan KLB Provinsi," kata dia.

Sementara itu sekitar seribu lebih warga terdampak bertahan di pengungsian yang tersebar di beberapa titik di enam kecamatan.

SUMBER: KOMPAS.com (penulis: Acep Nazmudin | Editor: Farid Assifa, David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com