Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Kulonprogo, Ada Toleransi di Sepotong Roti...

Kompas.com - 25/12/2019, 08:18 WIB
Rachmawati

Editor

Mereka adalah Theresia Irine Sumiati, Mariastuti, Muryani, Kristiana Sri Sulastri dan Sugiyem.

Setelah semuanya siap, bingkisan tersebut diantarkan langsung ke rumah para warga yang ada di 2 RT di dusun tersebut tanpa melihat agama dan kepercayaan pemilik rumah.

Ada 150 kepala keluarga yang menerima bingkisan tersebut.

Baca juga: Junjung Toleransi, Tapanuli Utara Sediakan Layanan Wisata Ramah Muslim

Untuk tahun ini, satu bingkisan natal berisi roti bolu panda, kerikik jagung, tiga telur asin, dan lima nasi lemper.

Di bingkisan yang diberikan terdapat tulisan, "Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang.

"Mereka menerima dengan sukacita dan mengucap terima kasih. Mereka ada yang menyampaikan Selamat Natal dan mengharap Natal-nya berjalan lancar," kata Muryani, salah satu umat Kristiani yang ikut membagi bingkisan, Sabtu (21/12/2019).

Selain Muryani, Mbak Tien penjual empek-empek di wilayah tersebut juga membantu mebagikan bingkisan bersama Aska, anaknya yang masih duduk di bangku kelas 2 SD.

Baca juga: Tak Hanya Agama, Toleransi Ekonomi Kini Jadi Tantangan Serius bagi Indonesia

"Mbak Tien ini memang entengan orangnya. Ringan tangan. Semua warga sudah tahu kalau Mbak Tien ini selalu duluan membantu di semua kegiatan warga," kata Sri Nurjanah.

Sri juga mengatakan warga Dusun Karantengah Lor berasal dari beragam latar belakang. Mereka kebanyakan adalah pedagang dan pegawai.

Walaupun berasal dari berbagai macam latar belakang, kerukunan umat beragama tersebut sangat kuat.

Sri Nurjanah menceritakan hal yang paling mencolok adalah saat hari besar keagamaan. Ia mencontohkan saat Idul Adha, suaminya yang nasrani dan keluarga kristiani di dusun tersebut ikut membantu memotong daging.

Baca juga: Kagum dengan Toleransi Warganya, Menteri Desa Sampai Sebut Daerah Ini Prototipe Desa Surga

"Suami ikut memotong daging, anak dan pemuda lain membersihkan kotoran dari kurban di sungai," katanya.

Semua warga tanpa kecuali menerima pembangian daging kurban.

"Kerukunannya bagus di sini," kata Sri.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis Dani Julius Zebua : Editor: Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com