“Kemungkinan dari bahaya mengonsumsi kerang hijau dari perairan yang tercemar tumpahan minyak adalah kanker," katanya.
IPB dan Tim Quality, Health, Safety, Security, dan Environment (QHSSE) Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mengambil sampel kerang hijau di Muara Sungai Buntu.
Hal tersebut disampaikan VP Relations PHE Ifki Sukarya melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (14/12/2019).
“Tim QHSSE yang bekerja sama dengan IPB telah melakukan pengambilan sampel biota laut, seperti kerang, ikan dan kualitas air laut," kata Ifki.
Ia menyebut jika tumpahan minyak di Perairan Karawang memicu munculnya koloni kerang hijau, maka Tim QHSSE PHE ONWJ akan melaksanakan program pemulihan lingkungan.
Baca juga: DPR Desak Pertamina dan KLHK Selesaikan Kasus Tumpahan Minyak di Laut Karawang
Ifki mengatakan saat ini pihaknya telah mengajukan Rencana Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup (RPFLH) ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Untuk menjalankan program-program yang kami laksanakan, maka sesuai prosedur yang berlaku kami mengajukan persetujuan ke KLHK,” katanya.
Untuk mengetahui hasil sampel, Ifki mengatakan masih butuh waktu dan ia memastikan hasilnya akan dilaporkan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan KLHK.
Baca juga: Ceceran Tumpahan Minyak di Cemarajaya Karawang Meluas hingga Masuk ke Rumah Warga
"Kan menurut masyarakat juga fenomena biasa. Kita tidak bisa melarang," kata Kepala DLHK Karawang Wawan Setiawan saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2019).
Menurutnya warga sekitar menganggap munculnya jutaan kerang adalah hal yang biasa saat pergantian musim.
Baca juga: Pertamina Diminta Ungkap Penyebab Sebenarnya Tumpahan Minyak di Karawang
Walaupun dianggap biasa, Wawan mengatakan Pemkab Karawang telah mengambil satu kilogram kerang hijau untuk diuji lab di di PT Anugrah Analisis Sempurna (ASS) karena laboratorium DLHK Karawang kurang lengkap.
"Karena lab kita kurang lengkap, maka kita bawa ke Cikarang. Tetapi di sana juga menolak, karena kurang lengkap labnya, makanya kita cari-cari dan mendapatkan informasi di ASS," kata dia.
Ia mengatakan hasil lab baru keluar pada 14 hari kerja, sehingga pihaknya masih belum menyimpulkan hasilnya.
Baca juga: Minyak Pertamina yang Bocor Menyebar ke Sejumlah Muara Sungai Karawang