Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suarakan Pluralisme, Sinta Nuriyah Terima Gelar Doktor Honoris Causa

Kompas.com - 20/12/2019, 14:15 WIB
Rachmawati

Editor

Salah satu gebrakan yang dilakukan Sinta adalah mengembangkan kajian Islam dan perempuan, khususnya yang berbasis tradisi intelektual pesantren.

“Forum kajian kitab kuning menjadi forum kajian untuk melakukan kontekstualisasi terhadap kitab tentang relasi perempuan dan laki-laki. Pemahaman yang tidak tepat terhadap teks-teks agama dapat berimplikasi pada kekerasan terhadap perempuan,” tambah Marhumah.

Sinta Nuriyah juga melakukan strategi yang diterima kalangan akar rumput. Salah satunya penggunaan konsep perempuan sebagai mitra laki-laki.

Sinta juga mengenalkan istilah Puspita atau Pusat Perlindungan bagi Wanita yang selama ini dikenal dengan Women Crisis Centre.

Pendekatan tersebut membuat isu perempuan lebih diterima oleh masyarakat.

Baca juga: Mahfud MD hingga Sinta Wahid Datangi KPU Beri Dukungan

 

Kiprah pada bangsa

Yudian Wahyudi Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyebut Sinta Nuriyah mampu menjaga persatuan dan menjadi salah satu pendingin ketika kondisi bangsa mulai panas.

“Persatuan itu adalah yang termahal dari semua yang termahal yang dimiliki oleh bangsa ini. Oleh karena itu, inilah kata kunci yang menyebabkan kita bisa ada bersama-sama, tentu dengan berbagai pluralitasnya dan sebagainya,” ujar Yudian.

Hal senada juga dijelaskan Anita Hayatunnufus Wahid, putri ketiga Sinta Nuriyah dan Gus Dur.

Ia menyebut bahwa ibunya selalu mengampanyekan toleransi dan pluralisme serta membangkitkan rasa sayang pada sesama, dan menciptakan Indoensia yang damai bagi semua.

Baca juga: Pesan Politik Sinta Nuriyah Wahid Usai Bertemu Maruf Amin

“Ibu ini memberikan suara buat orang-orang yang selama ini beliau perjuangkan. Kelompok-kelompok yang selama ini selalu tertindas, hanya karena minoritas atau hanya karena mereka dalam posisi yang tidak berdaya. Ibu Sinta Nuriyah yang mengangkat suara mereka,” ujar Anita.

Sinta Nuriyah Wahid lahir di Jombang, Jawa Timur pada 8 Maret 1948.

Sinta muda menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Jombang, Madrasah Muallimat Bahrul Ulum Jombang.

Baca juga: Kata Alissa Wahid soal Pernyataan Dukungan Sinta Nuriyah ke Jokowi

Ia kemudian melanjutkan S1 di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga dan Program Kajian Wanita, Universitas Indonesia untuk program S2.

Dia pernah berkarier sebagai dosen di Jombang, menjadi jurnalis di dua media berbeda di Jakarta, aktivis sosial, pemikir agama, dan ibu negara ke-4.

Sinta telah menulis empat buku yang mendobrak pemikiran Islam tentang perempuan dan relasi gender. Dia juga menerima sekurangnya 10 penghargaan nasional dan internasional atas kiprahnya selama in

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com