Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kasus Kecanduan Game Online, Bolos Sekolah 4 Bulan hingga Bunuh Sopir Taksi untuk Dapat Uang

Kompas.com - 20/12/2019, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

Kepala Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Niko Adiputra menyebut, pelaku kecanduan game online.

"Game online ini satu-satunya sumber pendapatan dia (pelaku). Karena laptopnya rusak, pelaku tidak bisa main game online. Sumber keuangan dia itu tidak ada lagi," kata Niko.

Niko menjelskan FP mencari cara bagaimana mendapatkan uang untuk memperbaiki laptopnya. Ia lalu memesan taksi online dengan menggunakan akun milik orang lain dengan tujuan Tajur, Bogor.

Saat di lokasi, pelaku sengaja memberikan uang pecahan Rp 100.000 agar korban mengeluarkan uang kembalian.

"Pelaku ini sudah merencanakan semuanya. Dia juga sudah menyiapkan cutter sebelum pesan taksi online," kata Niko.

Baca juga: Pembunuhan Sopir Taksi Online di Bogor, Pelaku Butuh Duit hingga Kecanduan Game

 

3. Tiga anak di Semarang dirawat karena kecanduan game

Psikiater RSJD Amino Gondohutomo, Hesti Anggriani mengatakan tiga anak yang rata-rata berusia 9 tahun harus menjalani terapi karena kecanduan game.

"Dua pasien benar-benar murni adiksi atau kecanduan game. Satunya lagi didiagnosis gangguan jiwa karena main game terus," ujar Hesti saat dikonfirmasi, Sabtu (19/10/2019).

Hesti mengatakan RSJD Amino sebenarnya menerima banyak pasien, tapi hanya tiga orang yang didiagnosis adiksi berat

"Kalau yang overlap dengan diagnosis lain banyak. Tapi yang kasus adiksi berat tidak terlalu banyak," katanya.

Menurutnya, salah satu pasien yang harus diterapi bisa menghabiskan waktu selama 8 jam untuk bermain game.

"Kalau adiksi game, dia menggunakan waktu sehari di atas 8 jam sehari. Setiap hari terus mengulang rutinitas itu, bukan sekadar untuk refreshing atau rekreasi," ujarnya.

Baca juga: 3 Anak di Semarang Alami Gangguan Jiwa akibat Kecanduan Game Online

 

4. Kecanduan, puluhan pelajar di Solo diterapi

Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJD Dr Arif Zainudin Kota Surakarta Aliyah Himawati di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/10/2019).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJD Dr Arif Zainudin Kota Surakarta Aliyah Himawati di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/10/2019).
Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJD Dr Arif Zainudin Kota Surakarta Aliyah Himawati mengatakan ada puluhan pelajar yang menjalani terapi karena kecanduan game online.

Pasien anak kecanduan game online yang menjalani pengobatan di RSJD Kota Surakarta rata-rata dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga SMA kelas I.

"Akhir-akhir ini ada peningkatan (pasien anak kecanduan game online). Meskipun kadang datang tidak ada keluhan dengan kecanduan game, tidak. Ada yang tidak mau sekolah, tidak mau makan. Pada akhirnya disebabkan karena game itu," kata Aliyah, Kamis (17/10/2019).

Menurutnya, pada tahun ajaran baru ada 35 anak yang harus menjalani pengobatan di RSJD Kota Surakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com