Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/11/2019, 05:55 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan evaluasi pasca-bencana longsor di lokasi proyek double track Rel Kereta Api Sukabumi-Bogor KM 19/900, Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Bogor, Jawa Barat.

Perisitiwa longsor yang menewaskan dua pekerja proyek tersebut terjadi pada Sabtu (16/11/2019) sekitar pukul 08.00 WIB.

Kepala Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub, Supandi menyebutkan kronologi kejadian.

Baca juga: Tragedi Longsor Proyek Double Track Sukabumi-Bogor, Perginya Sang Tulang Punggung Keluarga...

Dinding penahan tiba-tiba ambruk

 

Menurut dia, saat itu ada 8 pekerja yang melakukan galian di tebing untuk memasang rettinig wall atau dinding penahan tanah.

Namun, tebing setinggi 7 meter itu tiba-tiba ambruk menimpa para pekerja.

Tiga orang pekerja bisa melarikan diri dalam kejadian tersebut dan lima pekerja lainnya terdampak langsung material longsor.

Para pekerja yang tertimbun tanah longsor itu langsung dievakusi menggunakan alat berat milik PT KAI.

Baca juga: Kata Mandor Double Track Sukabumi-Bogor: Proyek Sudah Dipastikan Aman, tapi Takdir Berkata Lain

Dua di antaranya meninggal dunia di lokasi dan tiga lainnya mengalami luka-luka.

"Ada 8 (orang) waktu itu dan 5 yang terdampak (longsor) 2 meninggal dan 2 masih di rawat di RSUD Ciawi kemudian yang 1 sudah pulang," katanya kepada Kompas.com ketika dihubungi, Senin (18/11/2019).

Lebih lanjut Supandi menjelaskan, bahwa pihaknya belum bisa memastikan apakah peristiwa  tersebut disebabkan kecelakaan kerja atau faktor lainnya.

Baca juga: Korban Longsor Proyek Double Track Sukabumi-Bogor asal Grobogan

Diduga akibat hujan ekstrem

Kuat dugaan bahwa bencana longsor di proyek double track tersebut terjadi karena cuaca ekstrem pada Jumat (15/11/2019).

Daerah tersebut diguyur hujan sejak sore hari hingga malam hari, akibatnya tanah menjadi labil dan tebing yang sedang digali itu rentan ambruk.

"Tapi kan kita sudah tahu tuh salah satunya (faktor) alam dikarenakan terkena hujan semalaman (Jumat) jadi mungkin kondisi tanahnya juga penuh dengan air dan rentan terhadap longsoran," katanya.

Meski begitu, pihaknya akan bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk menentukan hasil evaluasi mengenai kejadian di proyek tersebut, dan hasilnya akan ditentukan besok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com