Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2019, 07:23 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Siswandi (33), Kerabat dari Tri Wisnu Mukti (34) dan M Hanapi (30), tak menyangka jika upayanya untuk mengajak keduanya bekerja menggarap  proyek double track Sukabumi- Bogor bakal berakhir tragis.

Menurut Siswandi yang juga mandor dari kedua remaja asal Dusun Sinawah, Desa Kronggen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah itu, sebelum digarap, proyek jalur rel ganda tersebut sudah dikaji dengan baik berikut juga mengenai tingkat kemanannya. 

"Sudah dikerjakan lebih dari sebulan. Lokasi sudah dites dan dipastikan aman. Namun takdir berkata lain. Ini sungguh di luar perkiraan," kata Siswandi yang juga warga Dusun Sinawah ini, Minggu (17/11/2019).

Baca juga: Korban Longsor Proyek Double Track Sukabumi-Bogor asal Grobogan

Tak ada firasat

Dijelaskan Siswandi, saat kejadian, dirinya berada tak jauh dari lokasi longsor yang menimpa Wisnu dan Hanapi.

Meski demikian, dirinya dan para pekerja yang selamat tak merasakan firasat apapun pada beberapa saat sebelum kejadian.

"Semua berjalan biasa saja, tiba-tiba longsor dan tak ada pertanda atau suara apapun. Wisnu dan Mukti jaraknya hanya dua meter saat tertimpa longsor," ungkap Siswandi.

Baca juga: Sehari Sebelum Tewas Tertimpa Longsor, Wisnu Kabarkan Akan Kirim Uang untuk Ibunya

Kedua korban masih bersaudara

Siswandi menambahkan, Wisnu dan Hanapi sudah sering diikutkan bekerja menggarap jalur rel ganda di sejumlah daerah.

Pengasilan sebagai pekerja kasar di jalur rel ganda, kata dia, yakni Rp 1 juta per minggu.

"Kedua korban masih saudara saya, sudah sepantasnya saya mengajak mereka bekerja. Toh hasilnya banyak. Ini sudah takdir Allah dan saya berusaha ikhlas," pungkasnya.

Jenazah Tri Wisnu Mukti (34) dan M Hanapi (30) dikebumikan dalam kurun bersamaan di tempat pemakaman umum (TPU) di kampung halaman mereka di Dusun Sinawah, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (17/11/2019) siang.

Ratusan orang pelayat mengiringi dan menyesaki proses pemakaman jenazah dua orang tetangga dekat ini sejak dari rumah duka hingga liang lahat.

Baca juga: Dua Korban Longsor Rel Ganda di Bogor Dimakamkan Bersamaan

Longsor saat proses pengerjaan dinding penyangga

Kondisi tanah pada proyek pembangunan rel ganda atau double track di Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pasca kejadian Sabtu (16/11/2019)KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kondisi tanah pada proyek pembangunan rel ganda atau double track di Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pasca kejadian Sabtu (16/11/2019)
Sebagai catatan, Wisnu dan Hanapi sapaanya itu merupakan  pekerja proyek double track Sukabumi- Bogor  di KM 19/900  yang  tewas akibat longsor, pada Sabtu (16/11/2019) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.

Saat itu sejumlah pekerja sedang melakukan penggalian  untuk memasang rettinig wall atau dinding penahan tanah. 

Namun tiba-tiba tanah longsor menimpa sejumlah pekerja yang sedang berada dalam proses pengecoran dinding penyangga tersebut.

Baca juga: Longsor di Proyek Double Track Sukabumi-Bogor, 2 Pekerja Tewas Tertimbun

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com