Menurut Siswandi yang juga mandor dari kedua remaja asal Dusun Sinawah, Desa Kronggen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah itu, sebelum digarap, proyek jalur rel ganda tersebut sudah dikaji dengan baik berikut juga mengenai tingkat kemanannya.
"Sudah dikerjakan lebih dari sebulan. Lokasi sudah dites dan dipastikan aman. Namun takdir berkata lain. Ini sungguh di luar perkiraan," kata Siswandi yang juga warga Dusun Sinawah ini, Minggu (17/11/2019).
Tak ada firasat
Dijelaskan Siswandi, saat kejadian, dirinya berada tak jauh dari lokasi longsor yang menimpa Wisnu dan Hanapi.
Meski demikian, dirinya dan para pekerja yang selamat tak merasakan firasat apapun pada beberapa saat sebelum kejadian.
"Semua berjalan biasa saja, tiba-tiba longsor dan tak ada pertanda atau suara apapun. Wisnu dan Mukti jaraknya hanya dua meter saat tertimpa longsor," ungkap Siswandi.
Kedua korban masih bersaudara
Siswandi menambahkan, Wisnu dan Hanapi sudah sering diikutkan bekerja menggarap jalur rel ganda di sejumlah daerah.
Pengasilan sebagai pekerja kasar di jalur rel ganda, kata dia, yakni Rp 1 juta per minggu.
"Kedua korban masih saudara saya, sudah sepantasnya saya mengajak mereka bekerja. Toh hasilnya banyak. Ini sudah takdir Allah dan saya berusaha ikhlas," pungkasnya.
Jenazah Tri Wisnu Mukti (34) dan M Hanapi (30) dikebumikan dalam kurun bersamaan di tempat pemakaman umum (TPU) di kampung halaman mereka di Dusun Sinawah, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (17/11/2019) siang.
Ratusan orang pelayat mengiringi dan menyesaki proses pemakaman jenazah dua orang tetangga dekat ini sejak dari rumah duka hingga liang lahat.
Saat itu sejumlah pekerja sedang melakukan penggalian untuk memasang rettinig wall atau dinding penahan tanah.
Namun tiba-tiba tanah longsor menimpa sejumlah pekerja yang sedang berada dalam proses pengecoran dinding penyangga tersebut.
https://regional.kompas.com/read/2019/11/18/07234561/kata-mandor-double-track-sukabumi-bogor-proyek-sudah-dipastikan-aman-tapi