Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kehamilan Berisiko Tinggi, Pemkab Semarang Siagakan Bidan dan Rumah Tunggu Kelahiran

Kompas.com - 07/11/2019, 15:40 WIB
Dian Ade Permana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang terus berupaya menurunkan angka kehamilan risiko tinggi di wilayahnya.

Caranya yakni dengan memperkuat peranan bidan dan mendampingi ibu hamil dengan membangun Rumah Tunggu Kelahiran (RTK). 

Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Semarang Sundari menyampaikan, rata-rata setiap tahun di wilayah kerjanya, terdapat 15.500 kehamilan.

Hal itu disampaikannya dalam acara peringatan HUT Bidan ke-68 di halaman kantor Kecamatan Bawen, Kamis (7/11/2019).

"Dari 15.500 kehamilan tersebut, 5.500 di antaranya terhitung kehamilan risiko tinggi," jelasnya.

Dari jumlah kehamilan risiko tinggi tersebut, pada 2018 terdapat tujuh ibu yang meninggal dunia.

Baca juga: Genjot Kunjungan Wisatawan, Pemkab Semarang Gelar Festival Gedongsongo

Bidan dan RTK

Sundari mengungkapkan, jumlah bidan di Kabupaten Semarang jumlahnya sekitar 800 orang.

"Mereka siap sedia menjalankan program dari Dinas Kesehatan untuk memantau kehamilan hingga kelahiran," jelasnya.

Selain itu, ada juga Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) yang didirikan dengan tujuan mempercepat penanganan ibu hamil dan mengurangi risiko kematian saat melahirkan.

"Ada enam Rumah Tunggu Kelahiran difungsikan untuk menampung ibu hamil yang akan melahirkan beserta keluarganya dengan langsung diawasi tenaga bidan yang ditugaskan," katanya.

RTK tersebut, lanjutnya, bertujuan mendekatkan ibu hamil dengan petugas medis.

"Kabupaten Semarang itu kan wilayahnya luas, meski ada 26 puskesmas, tapi yang untuk wilayah berbatasan dengan Purwodadi, Demak, dan Boyolali tidak terjangkau," katanya. 

Baca juga: DPRD Pertanyakan Rencana Pemkab Semarang Pindah Ibu Kota

Rumah Tunggu Kelahiran itu bertujuan untuk pendampingan. Selain pendampingan di bidang medis, petugas di RTK juga menguruskan tentang jaminan sosial kesehatan.

Sementara soal stunting, Sundari mengungkapkan Kabupaten Semarang tidak termasuk daerah locus.

"Soal stunting, kita aman. Alhamdulillah di seluruh kecamatan angka kelahiran stunting hampir tidak ada," paparnya.

Baca juga: Pemkab Semarang Belajar Penanganan Kesejahteraan Lansia di Surabaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com