Menurut Sukairin, hanya ada beberapa kolam saja yang airnya panas.
"Kalau asin, semua asin. Tapi yang panas hanya beberapa saja dan berpindah-pindah. Kolam itu dulu panas, tapi sekarang tidak," ujar Sukairin sambil menunjuk satu kolam kecil.
Sukairin mengatakan, meski mata air setiap hari mengalir, namun air di dalam kolam tak pernah meluber.
Menurut Sukairin, lahan air panas dan asin tersebut milik pribadi adiknya.
Hal itu dibuktikan dengan pembayaran pajak setiap tahun.
Namun, hingga saat ini keluarga Sukairin tak berniat untuk melakukan renovasi.
"Ya dibiarkan saja seperti ini, karena kan setiap hari airnya diambil buat bikin gendar," kata Sukairin.
Menurut Sukairin, beberapa tahun silam ada warga dari Salatiga yang memintanya untuk menggali tanah di mata air panas dan asin tersebut.
Namun, permintaan itu hingga saat ini tak dilaksanakan karena banyak pertimbangan.
"Kata dia, di bawah mata air itu ada batu yang kalau dijual bisa mahal, tapi penggalian harus sedalam tiga meter," kata Sukairin.