Junaedi mengaku, pengetahuan tentang merakit helikopter minim. Modal pengetahuan hanya apa yang didapat saat duduk di bangku STM, pengalaman kerja di bengkel alat berat serta berkonsultasi dengan sejawatnya yang mayoritas mekanik alat berat.
Untuk itu, dia pun mencari tahu dengan riset dari konten-konten video pada YouTube yang menayangkan cara-cara pembuatan helikopter.
Namun, konten YouTube yang pernah dilihat dan dipelajarinya tidak maksimal.
"Kalau video dalam YouTube itu tidak ada penuntasan sampai ukuran yang diberikan. Makanya, saya harus mengolah sendiri," tutur ayah dari tiga anak itu
Baca juga: Elite DPD PDI-P Jateng Buka Kesempatan Bagi Gibran Daftar Pilkada Solo
Jujun mengaku belum pernah melihat dari dekat helikopter buatan pabrikan.
Alasannya, dia tidak punya akses untuk melihat helikopter dari dekat. Padahal, dia ingin sekali melihat dan mempelajari kondisi bagian dalam helikopter.
Sebenarnya dia berharap ada ahli pesawat terbang yang bisa memberikan masukan untuk penyempurnaan pembuatan helikopter meskipun prosesnya nyaris selesai.
"Saya terbuka bila ada ahli teknik penerbangan yang mau membantu penyempurnaan pembuatan helikopter ini karena saya belum pernah menumpang helikopter," ujar dia yang sudah beberapa kali terbang menumpang pesawat terbang komersial.
Baca juga: Kisah Margaretha Manhitu Masih Jualan Sayur Meski Anaknya Jadi Bupati TTU
(Penulis: Kontributor Sukabumi, Budiyanto | Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.