Kasus gangguan jiwa ini paling banyak di Kulon Progo.
Akibat perbaikan kualitas SDM itu maka para penderita bisa terus terdeksi dan terus dipantau.
"Mereka bisa mencatat dan melaporkan. Penderita akan terus terpantau," kata Baning.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami mengungkapkan, gangguan kejiwaan juga semakin banyak ditemui pada usia remaja.
Mereka berada di kalangan pelajar SMP, SMA hingga mahasiswa.
Mereka menunjukkan tanda-tanda seperti menarik diri, mengurung diri, tidak punya teman dan ujungnya prestasi belajar menurun.
Harus ada upaya mendeteksi dini dan mengatasi masalah kejiwaan di antara remaja agar tidak berkembang menjadi gangguan jiwa.
"Biasanya terkait kurang percaya diri atau rendah diri dan akibat bully. Ini yang juga harus kita temukan sejak dini," kata Sri Budi.
Baca juga: Puisi Siswi SMA untuk Penderita Gangguan Jiwa yang Bikin Hadirin Tertunduk Haru
Direktur Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Chatarina Sari mengaku prihatin pada DIY yang menduduki posisi kedua keberadaan penderita gangguan jiwa di Indonesia setelah Bali.
Jumlah penderita gangguan jiwa sebanyak 12.322 orang, tersebar diantaranya di Kulon Progo, Gunung Kidul dan Sleman.
"Ini menjadi keprihatinan kita bersama. Di DIY ini masih banyak temen-temen penderita gangguan jiwa yang belum tertangani. Baik yang sudah di level medis ataupun baru indikasi awal," kata Chatarina.
Upaya terus menerus dan tepat dari semua pihak diharapkan bisa menekan angka penderita gangguan jiwa.
Baca juga: Aktivis Papua yang Ditahan di Mako Brimob Idap Beberapa Penyakit hingga Nyaris Gangguan Jiwa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.