Kedua, stakeholder pendidikan harus melakukan proses belajar-mengajar dengan dasar cinta. Dasar kecintaan terhadap ilmu ini akan melahirkan semangat, baik dari regulator, pengajar, maupun peserta ajar.
“Saat ini banyak anak-anak kita yang tidak semangat dalam belajar, baik karena pengaruh gadget yang saat ini begitu luar biasa maupun karena persoalan lain, seperti masalah dalam keluarga,” katanya.
Politisi PKB ini juga menegaskan arti penting seorang guru. Kehadiran guru sebagai seorang pendidik menjadi syarat penting lahirnya pendidikan berkualitas di tanah air.
Karena itu, negara harus hadir untuk menjamin kesejahteraan para guru sehingga mereka optimal dalam mendidik murid-murid mereka.
“Mohon maaf berkembangnya radikalisme di tanah air menurut saya karena banyak orang saat ini mencari ilmu tidak melalui guru, tetapi sekadar membaca sepenggal informasi dari Google,” katanya.
Pendidikan di Indonesia juga harus mengedepankan proses daripada sekadar hasil instan. Karena itu, tahapan dan jenjang pendidikan harus diatur dengan jelas sehingga peserta didik saat lulus benar-benar merupakan manusia utuh dengan yang matang, baik secara inteligensi maupun emosi.
“Pendidikan berkualitas itu membutuhkan waktu panjang sehingga kualitas lulusan tidak hanya cerdas secara inteligensi, tapi juga cerdas secara emosional,” ujarnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan