Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tragis PNS Kementerian PU, Niat Beli Mobil Malah Dibunuh dan Dicor Dalam Makam

Kompas.com - 31/10/2019, 06:19 WIB
Aji YK Putra,
Khairina

Tim Redaksi

 

PALEMBANG,KOMPAS.com- Penemuan jenazah dalam kondisi menggunakan pakaian lengkap di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sumatera Selatan pada Jumat (25/10/2019) sempat membuat masyarakat setempat heboh.

Aprianita (50), PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang yang dilaporkan hilang sejak 9 Oktober 2019 lalu, ternyata telah terbujur kaku di lokasi tersebut dalam kondisi mengenaskan.

Bahkan, tubuh korban dicor menggunakan semen dan pasir agar tak diketahui oleh warga.

Baca juga: 2 Pembunuh PNS Kementerian PU yang Jenazahnya Dicor Masih Buron, Polisi: Jika Tidak Menyerah Ditembak Mati

Belakangan diketahui jika Aprianita dibunuh oleh Yudi Tama Redianto (50) yang tak lain adalah honorer di tempat korban bekerja.

Yudi pun saat ini telah ditangkap Unit Jatanras Polda Sumatera Selatan untuk menjalani pemeriksaan bersama satu rekannya lagi yakni Ilyas (26) yang berperan sebagai eksekutor.

Pengakuan tersangka

Pada 26 Agustus 2019, Yudi  menawarkan bisnis berupa jual beli mobil kepada Aprianita.

Saat itu, ia mengaku ada lelang mobil di Jakarta, jenis Toyota Innova tahun 2016.

Mobil tersebut rencananya akan kembali dijual ke Palembang dengan harga tinggi.

Tawaran itu akhirnya membuat korban tergiur dan menerima tawaran dari Yudi.

Pelaku pun meminta Aprianita untuk mentransfer uang sebesar Rp 145 juta untuk mengikuti lelang.

Uang itu langsung ditransfer korban ke rekening Yudi.

Setelah uang ditransfer, tersangka ini lalu menggunakannya untuk foya-foya dan karaoke bersama dua perempuan.

"Mobil itu tidak ada,uang korban saya gunakan untuk karaoke,"kata Yudi di Polda Sumsel.

Baca juga: Otak Pembunuh PNS Kementerian PU Habiskan Uang Korban untuk Foya-foya

Setelah uang habis, korban ternyata tak kunjung melihat mobil seperti yang dijanjikan Yudi. Aprianita menanyakan kepada pelaku dimana mobil yang ia ikuti lelang.

"Akhirnya saya kembalikan uangnya Rp 50 juta kepada korban,"ujar Yudi.

Sadar menjadi korban penipuan, Aprianita kembali meminta uangnya Rp 35 juta kepada Yudi. Namun, pelaku bingung untuk mencari uang tersebut. 

Tersangka akhirnya menjanjikan uang akan dibayar pada sore setelah bekerja.

Akan tetapi, bukan mengambilkan uang yang diminta, Yudi malahan berencana untuk menghabisi nyawa Aprianita agar ia tak lagi dikejar-kejar utang.

"Saya menemui paman saya dan disarankan dibunuh. Akhirnya saya jemput lagi korban di rumah dan membawanya pergi. Di jalan, saya beli air minum dan obat tetes mata. Itu saya berikan ke korban agar lemas. Paman saya yang mengajarkan itu,"kata Yudi.

Korban dibunuh saat lemas

Aprianita sudah lemas karena terpengaruh obat tetes mata yang ia minum, setelah dicampur oleh Yudi.

Dalam kondisi tak berdaya, korban tersandar di kursi depan, sedangkan Yudi sedang mengemudi.

"Sempat saya tegur. Yuk (kakak),terus korban tak respon,"kata Yudi.

Mengetahui korban sudah lemas, mobil yang dikemudikan Yudi berputar arah untuk menjemput pamannya Nopi (57) dan satu rekannya lagi yakni Ilyas (26).

Tersangka Ilyas pun langsung mengeksekusi korban dengan menjerat lehernya menggunakan tali.

"Tangannya sempat menepak saya. Tapi tidak saya hiraukan, saya terus fokus nyetir mobil. Di belakang ada paman saya dan Ilyas,"ujar tersangka.

Baca juga: Kasus PNS Kementerian PU yang Tewas Dicor, Polisi Akan Umumkan 2 Buronan

Usai membunuh, Ilyas diantar  ke kawasan 9 Ilir dan diberikan uang Rp 4 juta. Sedangkan Nopi dan Yudi mengarah ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat untuk menguburkan jenazah korban.

"Yang mengubur paman saya. Dia minta saya siapkan uang Rp 15 juta,"ujarnya.

Saat mengubur jenaazah korban, Nopi mengajak satu temannya yakni Amir. Keduanya diketahui merupakan tukang gali kubur di TPU Kandang Kawat. 

Agar aksi tersebut tak ketahuan, Nopi pun mengecor jenazah korban agar terlihat seperti permukaan jalan.

 

Tukang gali kubur diupah Rp 11 Juta

 Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Supriadi mengatakan, Nopi dan Amir diupah oleh Yudi sebesar Rp 11 juta.

Hal itu terkuak berdasarkan hasil penyelidikan.

"Sementara untuk eksekutor (tersangka Ilyas) diupah Rp 4 juta, oleh pelaku,"kata Supriadi.

Menurut Supriadi, kedua pelaku menguburkan jasad korban tak terlalu dalam yakni sekitar 50 cm.

Untuk menghilangkan jejak, tersangka mengecor permukaan dengan menggunakan semen.

"Setelah dibongkar baru diketahui jika korban dibunuh ke sana,"jelas Supriadi.

 

Terbitkan DPO, pelaku terancam ditembak di tempat

Daftar Pencarian Orang (DPO) diterbitkan Polda Sumsel untuk memburu Amir dan Nopi yang saat ini telah melarikan diri usai melakukan aksinya.

Penerbitan DPO itu untuk mempersempit ruang gerak keduanya, sehingga petugas pun dapat cepat menangkap mereka.

"Fotonya akan disebar ke polsek-polsek seluruh wilayah," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Supriadi.

Supriadi pun mengimbau  Nopi dan Amir untuk segera menyerahkan diri dan menjalani proses hukum.

Namun, jika tidak, petugas akan mengambil tindakan tegas kepada dua orang buronan tersebut.

"Kalau membahayakan petugas bisa tembak di tempat, sesuai prosedur. Kami akan cari sampai dapat. Lebih baik menyerahkan diri,"ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com