Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Gadis 16 Tahun Disiksa karena Dituduh Curi Cincin, Dianiaya di Rumah Posyandu...

Kompas.com - 29/10/2019, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - N gadis berusia 16 tahun asal Desa Babulu Selatan, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur dituduh mencuri cincin seorang warga.

N kemudian disiksa oleh warga dan juga oknum aparat desa setempat. Tidak terima dengan perlakuan tersebut, keluarga N melaporkan kasus penganiayaan tersebut pada polisi.

Baca juga: Dituduh Curi Cincin, Gadis 16 Tahun Disiksa Selama Dua Hari di 3 Lokasi

Berikut fakta dari penganiayaan tersebut:

 

1. Disiksa di 3 lokasi, termasuk rumah posyandu

Son Kali, paman N bercerita bawa keponakannya pertama kali disiksa di rumahnya pada Rabu (16/10/2019) malam.

Lalu N dibawa ke rumah tetangga yang bernama Niko Meak. Ditempat itu N juga disiksa.

Terakhir N dianiaya di rumah Posyandu tertempat.

N disika karena terus membantah telah mencuri cincin emas milik salah seorang warga. Selain dipukuli, gadis 16 tahun itu juga digantung oleh warga dan oknum aparat desa.

Baca juga: Selain Dipukuli dan Digantung Warga Desa, Gadis yang Dituding Curi Cincin Juga Disetrum

 

2. Digantung hingga disetrum

Ilustrasi penganiayaanShutterstock Ilustrasi penganiayaan
Bukan hanya dipukuli, N juga digantung dan disetrum arus listrik oleh warga dan oknum aparat desa.

"Selain diikat dan digantung pakai tali, keponakan saya ini juga disetrum arus listrik," ungkap Son Koli, paman Noviana, Senin (28/10/2019).

Son mengaku tidak setuju saat kepala desa main hukum sendiri dan menyiksa keponakannya yang berusia 16 tahun.

"Kami tidak setuju karena kepala desa yang gantung. Kalau memang ada barang bukti, sebagai kepala wilayah proses hukum jangan main hakim sendiri,” kata Son menambahkan.

Baca juga: Dituduh Curi Cincin, Gadis di NTT Diikat lalu Dianiaya Kepala Desa dan Warga

 

3. Laporkan 7 orang

Keluarga N melaporkan 7 orang yang telah melakukan penganiayaan ke Polsek Kobalima.

Mereka adalah Margareta Hoar, Paulus Lau, Endik Kasa, Bene Bau, Domi Berek, Marsel Ulu, dan Melkis Tes.

7 orang tersebut disebut telah menganiaya N yang dituduh mencuri cincin milik warga.

N disiksa dengan cara dipukuli, digantung, dan disetrum selama dua hari di tiga lokasi yang berbeda.

"Ponakan saya dianiaya pada Rabu (16/10/2019) malam dan Kamis (17/10/2019) pagi di tiga tempat berbeda," ungkap Son, paman N kepada sejumlah wartawan, Senin (28/10/2019).

Baca juga: Fakta Lengkap Bocah 3,5 Tahun Tewas Dianiaya Ayah Tiri, Korban Jadi Sasaran Pemukulan Saat Pelaku Mabuk

 

4. Dianiaya di depan ibunya

IlustrasiPIXABAY.com Ilustrasi
Son, paman N mengatakan bahwa keponakannya disiksa di depan ibu kandungnya. Sementara ayah kandung N saat ini sedang merantau di Kalimantan.

N disiksa pada 16 Oktober 2019 lalu. Penyiksaan dilakukan selama dua hari di tiga lokasi yang berbeda.

Menurut Son, keponakannya disiksa karena terus membantah telah mencuri cincin emas milik salah seorang warga.

“Kami sudah lapor polisi dan minta agar proses para pelaku. Kami keluarga besar tidak terima perlakukan ini dan tidak setuju untuk damai. Siapapun pelaku harus diproses hukum," tegas Son.

Baca juga: Salam Terakhir Bocah 3,5 Tahun Sebelum Tewas Dianiaya Ayah Tiri: Dadah Mama, Alvin ke Rumah Nenek Dulu...

 

5. Video penyiksaan viral diunggah di Facebook

Penganiayaan terjadap N viral setelah diunggah di salah satu akun Fcebook atas nama Phutra Mountain.

Dalam video maupun foto yang beredar, N terlihat disiksa dengan kondisi dua tangan terikat.

N yang duduk di kusi plastik tampak dipukul serta digantung pada regel rumah di Dusun Beitahu.

Gadis 16 tahun itu diduga dianiaya oleh warga dan juga Kepala Desa Babulu Selatan.

Di video tersebut juga terlihat seorang pemuda bertubuh kekar dan tinggi memukul wajah N.

Aksi main hakim sendiri ini diduga dipimpin oleh sang kepala desa dan sejumlah warga. Aksi tersebut disaksikan oleh keluarga korban dan warga desa setempat.

Baca juga: Bocah 3,5 Tahun Diketahui Tewas Dianiaya Ayah Tiri Berkat Kecurigaan Ayah Kandung

SUMBER: KOMPAS.com (Sigiranus Marutho Bere)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com