Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Kecelakaan Lion Air JT610 di Perairan Karawang: Apapun Hasilnya Saya Terima...

Kompas.com - 28/10/2019, 06:26 WIB
Rachmawati

Editor

Sejak kecelakaan tahun lalu, perangkat lunak itu telah diuji melalui ratusan simulator, tes terbang dan beragam analisis.

Mengenai MCAS yang disebutkan dalam hasil akhir investigasi KNKT, Boeing memperbaiki perangkat lunaknya.

Sebagai bagian dari rekomendasi, Boeing juga akan memberikan pelatihan bagi kru penerbang dan membuat petunjuk yang jelas, agar semua penerbang paham dan memiliki informasi lengkap yang paling dibutuhkan dalam penerbangan Boeing 737-800 MAX.

Baca juga: Lion Air Terbangkan 169 Anggota Keluarga Korban JT610 ke Jakarta


Tanggapan Lion Air?

Dalam pesan singkat yang disampaikan Corporate Communication Strategic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, pihaknya berterima kasih terhadap KNKT atas investigasi yang telah dilakukan selama setahun terakhir ini.

Bagi Lion Air, investigasi yang dilakukan menghasilkan rekomendasi sebagai langkah perbaikan bagi Lion Air agar kecelakaan serupa tidak akan pernah terulang.

KNKT memberikan tiga rekomendasi terhadap Lion Air, salah satu di antaranya adalah memperbaiki sistem petunjuk bagi para kru penerbang.

Baca juga: Rumah Co-Pilot Lion Air JT610 Harvino Ramai Dikunjungi Kerabat

 

'Boeing tidak antisipasi, Pilot tidak mengerti'

Seorang keluarga korban menelpon sambil menangis setelah menerima informasi kecelakaan pesawat Lion Air JT 6-10, 29 Oktober 2018. Getty Images Seorang keluarga korban menelpon sambil menangis setelah menerima informasi kecelakaan pesawat Lion Air JT 6-10, 29 Oktober 2018.
Pengamat penerbangan Gerry Soejatman mengatakan prosedur operasional fitur yang otomatis mengatur hidung pesawat, Manoeuvring Characteristics Augmentation System (MCAS), tidak dicantumkan dalam manual pilot.

Dugaan Gerry, Boeing tidak ingin pilot-pilot yang menerbangkan Boeing 737 Max menganggap pesawat jenis ini beda dengan Boeing 737 generasi sebelumnya.

"Mereka (pilotnya) juga bingung ini diapakan lagi? Kejadian ini dan di Ethiopia sepertinya sama," ujar Gerry.

Gerry menjelaskan fitur itu akan berfungsi otomatis ketika sensor angle of attack (AOA) pesawat menunjukkan sudut yang berbahaya.

Baca juga: Investigasi Usai, Begini Kronologi Kecelakaan Pesawat Lion Air Menurut KNKT

AOA adalah sudut antara sayap pesawat dan aliran udara yang melewati sayap. Jika sudut ini terlalu besar maka pesawat bisa kehilangan daya angkat.

Fitur yang disebut MCAS itu seharusnya secara otomatis mendorong hidung pesawat turun. Caranya, adalah dengan menggerakan roda yang ada di sayap belakang pesawat.

Dalam kasus Boeing 737 MAX, fitur MCAS membuat roda stabilizer bergerak lalu mati secara berulang-ulang, tanpa ada input dari sang pilot.

Teorinya, kata Gerry, pilot akan mematikan suplai tenaga pesawat ketika roda pesawat bergerak secara tidak wajar secara kontinyu, tanpa perintah sang pilot, suatu keadaan yang disebut 'runaway stabilizer'.

Baca juga: KNKT: Ada 9 Faktor Utama Penyebab Pesawat 737 MAX Lion Air jatuh

Namun, dalam kasus ini, roda bergerak, lalu mati secara berulang-ulang, membuat sang pilot tidak tahu apakah yang terjadi adalah fenomena runaway stabilizer, karena hal itu tidak tercantum dalam manual mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com