Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Keluarga Tewas Ditabrak Truk Saat Swafoto: Tidak Sebanding dengan Harga Nyawa

Kompas.com - 28/10/2019, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

“Pengendara motor Beat selamat dan tidak mengalami luka, sedangkan pengendara motor N MAX tiga orang meninggal di tempat dan satu meninggal dalam perjalanan ke Rumah Sakit Bob Bazzar, Lampung Selatan," kata Kasyfi.

Diduga rem truk blong sehingga sopir tidak bisa mengendalikan laju kendaraan.

Baca juga: Jalan Malioboro Lengang, Warga Manfaatkan untuk Olahraga dan Swafoto

 

Kematian gara-gara selfie di transportasi

Lokasi yang berkenaan dengan alat transportasi menjadi lokasi kedua yang paling mematikan.

Misalnya saja mengambil foto di rel sebelum kereta datang.

Dilansir dari Kompas.com, kematian alibat selfie di area transportasi menyebabkan 51 jiwa melayang dengan 28 kejadian.

Sementara lokasi pertama yang paling berbahaya dan mematikan untuk melakukan selfie adalah yang berkaitan dengan air.

Menurut studi, setidaknya ada 70 kejadian selfie yang berujung maut karena sebab ini dalam kurun waktu enam tahun terakhir.

Secara berurutan, berdasarkan jumlah korban, penyebab selfie maut terbanyak adalah tenggelam, kecelakaan transportasi, jatuh dari ketinggian, kebakaran, sengatan listrik, senjata api, dan binatang.

Baca juga: Spot Foto MotoGP di Pantai Kuta Mandalika Jadi Sasaran Swafoto Para Wisatawan

 

Korban kebanyakan laki-laki

Ilustrasi selfieShutterstock Ilustrasi selfie
Studi yang sama turut mengungkapkan bahwa 85 persen korban yang meninggal akibat swafoto didominasi kaum muda dengan rentang usia 10-30 tahun.

Sementara sebanyak tiga perempat korban adalah laki-laki meski studi lain menunjukkan bahwa lebih banyak wanita yang gemar melakukan selfie.

"Kematian akibat selfie telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar," kata ketua penelitian, Agam Bansa, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Science Alert, Jumat (5/10/2018).

Baca juga: Kematian Gara-gara Selfie Paling Banyak Terjadi di Dua Tempat Ini

Berswafoto memang mudah. Namun, menurut Bansal, kebanyakan kasus diakibatkan kurangnya kewaspadaan orang-orang yang sering kali nekad mengambil gambar yang sempurna tanpa memperhitungkan risiko kehilangan nyawa.

"Jika Anda sekadar berdiri, mengambil foto dengan selebriti atau sesuatu, tentu tidak berbahaya. Tapi jika selfie dilakukan dengan tindakan berisiko, itulah yang menyebabkan selfie menjadi berbahaya," kata Bansal.

Baca juga: Momen Lebaran, Megawati dan Anaknya Swafoto Bareng Dua Putra SBY

 

Demi "like"

Ilustrasi media sosialTHINKSTOCKS/IPOPBA Ilustrasi media sosial
Bansal menyayangkan banyak orang berambisi mengidamkan jepretan selfie yang sempurna demi meraup likes (suka) di platform media sosial.

"Saya pikir itu tidak sebanding dengan harga nyawa," katanya.

Bansal memprediksi bahwa masih banyak kasus kematian akibat selfie yang tidak terdokumentasi karena tidak dilaporkan.

Ia mengatakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan jumlah kasus ini ke depannya adalah dengan memasang larangan selfie di area-area tertentu, seperti badan air, puncak gunung dan puncak gedung pencakar langit.

SUMBER: KOMPAS.com (Tri Purna Jaya, Wahyunanda Kusuma Pertiwi | Editor: Sandro Gatra, Oik Yusuf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com