Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasio Elektrifikasi NTT Terendah se-Indonesia, Gubernur Viktor Laiskodat Ingin Beli Saham PLN

Kompas.com - 25/10/2019, 13:27 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat berencana dalam waktu dekat ingin bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pertemuan itu untuk membicarakan rencana Viktor membeli saham PLN NTT.

"Nanti saya dengan semua bupati dan wali kota di NTT, kita mau ketemu Presiden Jokowi untuk sampaikan niata kita beli PLN NTT," ungkap Viktor dalam rapat kerja dengan para bupati, camat dan kepala desa se-NTT yang digelar di Gelanggang Olahraga Oepoi, Kota Kupang, Kamis (24/10/2019).

Baca juga: Gubernur Viktor Sebut NTT Dapat Jatah 2,5 Miliar Dollar AS dari Blok Migas Masela

Viktor mengatakan, pihaknya ingin mengelola sendiri PLN di NTT. Dengan pengelolaan itu, Pemprov NTT bisa memperluas jaringan listrik di NTT.

Diketahui elektrifikasi di NTT saat ini baru 74 persen atau disebut Viktor paling rendah di Indonesia.

Dana untuk membeli saham PLN, lanjut Viktor, diperoleh dari Blok Masela sebesar Rp 35 triliun.

"Kalau kita dapat Rp 35 triliun dari Masela, ini uang datang banyak. Untuk jalan beres, air beres bahkan kita mau tanya presiden, bolehkah kami beli PLN NTT. Kita mau beli PLN NTT dan mau deal sendiri dengan pihak luar," ujar Viktor.

Viktor berencana meminta pihak PLN untuk menghitung semua instalasi jaringan PLN, agar diganti oleh Pemprov NTT.

Selain dana dari Blok Masela, Provinsi NTT juga akan mendapat dana tambahan dari pengelolaan garam industri dan pembagian hasil dari Taman Nasional Komodo.

"Khusus untuk Pulau Komodo, akan memberikan tambahan untuk PAD sebesar Rp 100 miliar. Untuk itu Bapak Presiden Jokowi, dari pada kami setengah mati dengan listrik, maka kami mau beli PLN NTT,"kata Viktor.

Baca juga: 11 Penyataan Menarik Gubernur NTT Viktor Laisdokat, Legalkan Miras Tradisional hingga Tarung Tinju dengan Chris John

 

"Minimal tabungannya kita Rp 35 triliun. Kita duduk untuk hitung saham dari PLN NTT untuk pusat berapa. Misalnya Rp 20 triliun, maka kita kasih ke pusat dan akan kita kelola PLN di NTT atau kita akuisisi saham PLN," ujar Viktor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com