Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Api Membesar, TNI/Polri Bangun Posko Siaga di Gunung Tampomas

Kompas.com - 23/10/2019, 06:48 WIB
Aam Aminullah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Kebakaran lahan Perhutani KPH Sumedang di Gunung Tampomas, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dikabarkan terus meluas, Selasa (22/10/2019) malam pukul 21.30 WIB.

Untuk mengantisipasi api terus meluas dan dikhawatirkan mendekati permukiman, aparat gabungan dari unsur TNI/Polri menyiagakan posko sekaligus pasukan di lokasi kebakaran lahan, tepatnya di kaki Gunung Tampomas di Desa Padasari, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang.

Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo mengatakan, untuk mengantisipasi hal tidak diinginkan yang dapat membahayakan keselamatan jiwa, pihaknya menyiagakan personel berikut membangun posko di kaki Gunung Tampomas.

"Aparat gabungan dari polsek ditambah 1 peleton Dalmas dan 1 peleton dari unsur TNI siaga di lokasi dan membangun posko di sana," ujar Hartoyo kepada Kompas.com melalui pesan singkat WhatsApp, Selasa malam.

Baca juga: 36 Hektare Lahan Perhutani di Gunung Tampomas Sumedang Terbakar

Hartoyo memastikan, jarak antara titik api di Gunung Tampomas dengan permukiman terdekat masih jauh.

Namun, kata Hartoyo, pihaknya tetap menyiagakan personel di lokasi untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

Sementara itu, sebelumnya, sedikitnya 36 hektare lahan milik Perhutani KPH Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terbakar.

Api mulai terlihat sejak Senin (21/10/2019) malam dan hingga Selasa (22/10/2019) malam hari ini, api masih sulit untuk dipadamkan.

Ada pun lahan yang terbakar didominasi pohon pinus milik Perhutani KPH Kabupaten Sumedang.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumedang Yedi mengatakan, lahan Perhutani yang terbakar berada di wilayah Blok Ciwaluran, Desa Padasari Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang.

Yedi menuturkan, unsur gabungan sebenarnya telah berupaya memadamkan api sejak Selasa pagi tadi.

Namun, kata Yedi, upaya pemadaman belum membuahkan hasil hingga Selasa sore pukul 17.00 WIB.

"Karena alasan keamanan, tadi sore upaya pemadaman dihentikan sementara," ujar Yedi kepada Kompas.com di Sumedang, Selasa malam.

Baca juga: Penertiban PKL Jalan Tampomas Sumedang Ricuh, Pol PP dan Pedagang Kena Pukul

Yedi menyebutkan, selain BPBD Sumedang, aparat gabungan dari unsur TNI/Polri, Perhutani KPH Sumedang, relawan, dan warga juga telah berupaya memadamkan si jago merah.

Yedi menyebutkan, jalur terjal menyulitkan petugas Pemadam Kebakaran menuju lokasi.

Sehingga, upaya yang dilakukan untuk menanggulangi bencana kebakaran di Gunung Tampomas ini, yaitu dengan cara manual.

"Karena terjalnya medan, proses penanggulangan kebakaran yang dilakukan hari ini melalui cara pemadaman langsung secara manual dan melakukan upaya penyekatan api sekitar lokasi kebakaran," tuturnya.

Namun, kata Yedi, upaya ini belum membuahkan hasil karena alasan keselamatan. Sehingga pada pukul 17.00 WIB, operasi penanggulangan kebakaran dihentikan sementara.

"Karena kondisi di lokasi gelap dan unsur keselamatan sehingga tidak memungkinkan untuk melanjutkan operasi. Jadi operasi sementara ini dihentikan," sebutnya.

Yedi menambahkan, meski operasi pemadaman dihentikan, namun petugas dan relawan giat penanggulangan serta mobil ambulans dari Puskesmas Cimalaka disiagakan di kantor Desa Padasari, Kecamatan Cimalaka.

Baca juga: Ditemukan Tewas, 3 Pendaki Sempat Dilarang Mendaki Gunung Tampomas

Selain itu, kata Yedi, disiagakan pula satu unit mobil pemadam kebakaran dari Damkar Kabupaten Sumedang.

"Sampai malam ini api masih belum dapat dipadamkan. Namun kami tetap siaga. Untuk total kerugian belum bisa ditaksir," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com