Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bantu Heri, Remaja yang Jadi Tulang Punggung Adik-adiknya Setelah Orangtua Tewas Digigit Ular

Kompas.com - 19/10/2019, 14:20 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.comHeri Misbahudin, remaja 17 tahun asal Cianjur, Jawa Barat, kini hidup sebatang kara bersama ketiga adiknya, Riki Ariansyah (8), Rani Nafisa  (5), dan Ramdan Fadilah (2).

Mereka menjadi yatim piatu setelah sang ibu, Nuryani (35), meninggal dunia Sabtu (12/10/2019). Sementara ayah mereka, Maksum (45), meninggal sekiar 1,5 tahun lalu.

Tragisnya orangtua mereka meninggal diduga akibat digigit ular berbisa.

Heri menyebutkan, ibunya digigit ular saat tengah tidur di lantai rumah. Diduga ular masuk ke dalam rumah lewat lubang dinding.

“Saya waktu itu lagi di luar. Dihubungi tetangga dibilang ibu sakit, tangannya digigit sama ular, lagi tidur di rumah,” kata Heri saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Pasir Kampung RT 002/004, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jumat (18/10/2019).

Baca juga: Kronologi Pasutri di Cianjur Tewas Digigit Ular Menurut Warga

Heri tak menyangka peristiwa itu berakibat fatal pada ibunya. Selang sejam sejak digigit hewan reptil tersebut, kondisi ibunya menurun dan esok pagi meninggal.

“Bapak meninggal 1,5 tahun lalu. Digigit ular saat lagi kerja di kebun. Sakit dulu lama sebelum meninggal,” ucapnya.

Heri mengaku sejak ayahnya meninggal dunia, ia memutuskan berhenti sekolah saat masih duduk di bangku kelas II SMP.

Alasannya, ia tak ingin menjadi beban keluarga, apalagi ibunya tidak bekerja.

“Lebih baik saya bantu ibu saja untuk cari uang untuk biaya sekolah adik-adik dan kebutuhan sehari-hari. Saya sama ibu bantu-bantu di kebun orang, angkut dan ngepak sayuran,” ujarnya.

Heri kini tampil sebagai tulang punggung dan kepala keluarga bagi adik-adiknya. 

Memandikan, memberikan makan, serta mengantar ke sekolah menjadi kegiatan dia sehari-hari sebelum pergi untuk kerja serabutan.

“Riki kan baru kelas II SD dan Rani baru masuk TK. Setelah mengantar sekolah, saya asuh yang bungsu, kalau mau kerja, adik saya titip dulu ke tetangga,” ujarnya.

Heri bertekad akan menjaga ketiga adik-adiknya itu sampai mereka besar dan menyekolahkan mereka sampai tamat.

“Saya tidak mau adik-adiknya putus sekolah seperti saya,” ucapnya.

Saat ini, Heri bersama ketiga adiknya telah diungsikan ke rumah salah satu kerabat yang tak jauh dari lokasi rumah mereka. 

Sementara rumahnya kini telah dibongkar dan rencananya direnovasi oleh warga agar lebih layak dan aman.

“Kami warga bersama Karang Taruna sepakat urunan untuk memperbaiki rumahnya karena memang sudah sangat tidak layak ditinggali,” kata tokoh pemuda setempat, Asbim (38), Jumat. 

Baca juga: 7 Fakta Remaja 17 Tahun Jadi Tulang Punggung karena Ayah dan Ibu Tewas Digigit Ular, Kerja Serabutan Agar Adik Tetap Sekolah

Ia menyebutkan, di lingkungan permukiman tersebut terdapat tebing yang di atasnya banyak pohon bambu.

“Dugaan kita ular berasal dari sana karena rumah korban memang tak jauh dari lokasi tebing,” ujarnya.

Kompas.com menggalang dana untuk membantu keluarga Heri melalui Kitabisa dengan mengklik tautan: https://kitabisa.com/campaign/bantuperjuanganheri

Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat untuk membantu meringankan Heri demi merenovasi rumah dan menyekolahkan adik-adiknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com