Giyem mengatakan es kucir tersebut merupakan hasil buatannya sendiri. Semua bahan pembuatan es kucir dia beli di pasar dan menggunakan buah asli.
"Biasanya bikin 60 biji buat dua hari dengan macam-macam rasa. Harga satu bijinya itu Rp 500," ungkapnya.
Baca juga: Cerita Warga Lereng Merapi Jual Ternak untuk Beli Air Bersih Saat Kemarau
Guru SD Negeri 3 Banyurip, Retno Wijayanti mengatakan pernah meminta Nico untuk menitipkan es kucir itu ke kantin agar tidak mengganggu proses belajar di kelas. Namun, Nico tidak mau dan tetap membawa termos es masuk kalas.
"Biar tidak mengganggu dia saat pelajaran saya minta untuk dititipkan ke kantin. Tapi tetap tidak mau. Iya sudah mau bagaimana lagi," terangnya.
Menurut Retno, Nico sudah lama berjualan es di sekolah. Pertama kali Nico berjualan nasi kucing. Setelah itu ganti berjualan es kucir.
"Setiap hari bawa es untuk dijual di sekolah. Es-nya yang beli teman-temannya," ungkap dia.
UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Niccolas. Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat untuk membantu meringankan beban Niccolas. Klik di sini untuk donasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.