Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Niccolas Sekolah Sambil Jualan Es Kucir, Demi Uang Saku dan Bantu Orangtua

Kompas.com - 11/10/2019, 06:37 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SRAGEN, KOMPAS.com - Tegoh Niccolas Saputra (10), siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Banyurip 3, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah setiap hari berjualan es kucir di sekolah.

Sebelum berangkat, anak pertama dari pasangan Fery Purnomo (29) dan Giyem (33), warga Dukuh Kedu RT 007, RW 001, Kelurahan Banyurip, Kecamatan Jenar terlebih dahulu menata es kucir ke termos es berukuran 3,5 liter untuk dibawa ke sekolah.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Niccolas. Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat untuk membantu meringankan beban Niccolas. Klik di sini untuk donasi.

Selesai menata es, Nico bersiap berangkat ke sekolah dengan diantar oleh ibunya menaiki sepeda motor. Maklum jarak rumah dengan sekolah sekitar 1 kilometer.

Baca juga: Jual Es Dawet Keliling, Iksan Mampu Biayai Kuliah hingga Nikahi Gadis Pujaan

"Sampai di sekolah es-nya saya bawa masuk kelas. Jam istirahat teman-teman pada beli. Satu bijinya saya jual Rp 500. Ada rasa apel, jambu, mangga, melon dan lain-lain," katanya kepada Kompas.com di Sragen, Jawa Tengah, Kamis (10/10/2019).

Nico mengatakan satu termos berisi 30 biji es kucir. Tidak setiap hari es yang dia jual habis. Jika masih sisa, dia jajakan kepada warga pada saat pulang sekolah.

Nico mengaku tidak malu dengan teman-temannya meski di sekolah sambil berjualan es. Justru dirinya merasa senang karena bisa ikut membantu orangtuanya mencari uang.

Nico mengatakan ayahnya merantau ke Jakarta berjualan bakso keliling. Sedang ibunya tidak bekerja. Sementara Nico memiliki seorang adik usianya masih kecil.

"Tidak malu. Uang hasil jual es saya tabung sama buat uang saku," terangnya.

Nico menceritakan dirinya berjualan es di sekolah baru berjalan sekitar tiga bulan terkahir. Awalnya, Nico berjualan nasi kucing. Satu bungkus nasi kucing dia jual Rp 1.000.

Namun, karena di kantin sekolah sudah ada yang berjualan nasi, Nico pun memutuskan berhenti berjualan nasi kucing dan berganti es kucir hingga sekarang.

"Saya jualan nasi kucing kelas 3. Setelah naik kelas 4 saya tidak lagi jualan nasi kucing. Saya ganti jualan es kucir sampai sekarang," ucap bocah yang memiliki cita-cita menjadi tentara tersebut.

Aktivitasnya berjualan es, kata Nico, tidak mengganggu kegiatan belajarnya di sekolah. Nico tetap fokus mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dengan baik.

Ibunda Nico, Giyem mengaku sempat melarang anaknya untuk berjualan es di sekolah. Ia meminta Nico agar fokus mencari ilmu dan belajar di sekolah.

"Ini (berjualan es) keinginan anak saya sendiri. Pernah saya larang. Tapi tetap saja anak saya pengin jualan. Alasannya bantu ibu," terang Giyem.

Giyem mengatakan es kucir tersebut merupakan hasil buatannya sendiri. Semua bahan pembuatan es kucir dia beli di pasar dan menggunakan buah asli.

"Biasanya bikin 60 biji buat dua hari dengan macam-macam rasa. Harga satu bijinya itu Rp 500," ungkapnya.

Baca juga: Cerita Warga Lereng Merapi Jual Ternak untuk Beli Air Bersih Saat Kemarau

Guru SD Negeri 3 Banyurip, Retno Wijayanti mengatakan pernah meminta Nico untuk menitipkan es kucir itu ke kantin agar tidak mengganggu proses belajar di kelas. Namun, Nico tidak mau dan tetap membawa termos es masuk kalas.

"Biar tidak mengganggu dia saat pelajaran saya minta untuk dititipkan ke kantin. Tapi tetap tidak mau. Iya sudah mau bagaimana lagi," terangnya.

Menurut Retno, Nico sudah lama berjualan es di sekolah. Pertama kali Nico berjualan nasi kucing. Setelah itu ganti berjualan es kucir.

"Setiap hari bawa es untuk dijual di sekolah. Es-nya yang beli teman-temannya," ungkap dia.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Niccolas. Sumbangan rezeki Anda akan sangat bermanfaat untuk membantu meringankan beban Niccolas. Klik di sini untuk donasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com