Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jamu Mak Ganak, Resep Keluarga Dewi yang Miliki 8 Anak

Kompas.com - 07/10/2019, 09:09 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Dewi Hartati (31), warga Bukit Merapin, Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung meracik jamu resep keluarga yang diberi merek "Dewi Mak Ganak".

Jamu tersebut diyakini yang membuat Dewi memiliki banyak anak dan membuat badannya berstamina walaupun telah memiliki delapan anak.

Kepada Kompas.com Dewi bercerita, nama Mak Ganak berarti Mak Gaul Banyak Anak.

Dewi dan suaminya M Ali (42) memiliki 8 anak. Usia anak sulung 14 tahun dan anak bungsu baru berumur 1 tahun.

Baca juga: Fakta Dewi Pemilik Jamu Mak Ganak, Miliki 8 Anak hingga Terima Pesanan dari Taiwan

Keinginan Dewi memiliki banyak anak didukung oleh orangtuanya, karen Dewi hanya memiliki satu saudara.

Ia pun rutin mengonsumi jamu bikinan orangtuanya.

Bukan hanya itu. Walaupun sudah memiliki 8 anak, Dewi mengklaim jamu racikannya membuat stamina tubuhnya lebih terjaga dan badan tetap berstamina.

"Alhamdulillah sekarang delapan anak, empat laki-laki dan empat perempuan. Yang sulung Aria 14 tahun, sementara yang bungsu Ibrahim umur 1 tahun," kata Dewi saat berbincang dengan Kompas.com di rumahnya, Sabtu (5/10/2019).

Bahkan sepekan setelah melahirkan, Dewi sudah menjalani aktivitasnya dengan menyetir mobil sendiri.

"Jadi banyak yang heran, 'kamu itu minum apa sampai bisa seperti orang belum melahirkan?" ujar Dewi menirukan perkataan teman-temannya.

Baca juga: Kisah Dewi, Nikah Muda Lahirkan 8 Anak karena Jamu, Akhirnya Jadi Usaha Beromzet Puluhan Juta

 

Dibuat dari rempah asli Bangka

Ilustrasi jamu Ilustrasi jamu
Jamu Mak Ganak diolah dari rempah-rempah asli Bangka. Para petani mengantar langsung rempag-rempah yang dibutuhkan ke rumah Dewi yang sekaligus sebagai dapur jamu Mak Ganak.

"Bahan-bahan yang sudah dikenal seperti kunyit, pinang muda dan jahe," ujar dia.

Dari pesanan teman-temannya itu, jamu yang biasa diminum Dewi semakin luas diketahui.

Setiap jamu dijual dengan harga bervariasi. Mulai Rp 20.000 hingga Rp 100.000 untuk kemasan paket.

"Ada yang memesan untuk kesuburan, datang bulan maupun untuk keputihan. Selain itu ada juga jamu yang untuk kebugaran," ujar Dewi.

Baca juga: Fenomena Api Keluar dari Tanah di Ponorogo Dampak Limbah Jamu?

Dari penjualan jamu, Dewi bisa meraup omset Rp 60 juta sampai Rp 70 juta per bulan.

Sehari pesan di akun WhatsApp-nya bisa mencapai ratusan bahkan ribuan.

Dia harus mengelola sendiri akun pesanan, karena banyak yang memesan sembari berkonsultasi.

Pesanan Jamu Mak Ganak bukan hanya warga Bangka Belitung, tapi juga merambah hingga berbagai daerah di Indonesia.

Pemesan juga berasal dari luar negeri seperti Singapura, Taiwan, Hongkong, dan Swiis.

Baca juga: Jamu Ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda Kemendikbud

"Ada pesanan dari Brunei Darussalam dan Madina Arab Saudi, tapi belum bisa dikirim. Mau kirim bagaimana itu yang belum tahu," ujar dia.

Pengiriman jamu ke Swiss dilakukan dengan cara menitip pada kenalannya yang berangkat dari Semarang.

"Kalau Hongkong, Singapura dan Taiwan memang sudah sering, sudah biasa pakai jasa pengiriman," ujar Dewi.

SUMBER: KOMPAS.com (Heru Dahnur)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com