Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamu Ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda Kemendikbud

Kompas.com - 08/09/2019, 14:50 WIB
Riska Farasonalia,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Jamu masuk ke dalam Karya Budaya Jawa Tengah yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tahun 2019 ini.

Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Dewan Pimpinan Daerah Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) Jawa Tengah, Stefanus Handoyo Saputro kepada Kompas.com, Minggu (8/9/2019).

"Sejak tahun 2010 hingga 2018 lalu, tercatat 481 Karya Budaya, dan tahun 2018 ini sudah ditetapkan sebanyak 28 karya budaya sebagai WBTb Indonesia. Pada tahun 2019 ini Jawa Tengah mengusulkan sembilan Karya Budaya," ujar dia.

Baca juga: 5 Dekade Berkiprah di Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Penghargaan dari IJTI Jateng

Sembilan Karya Budaya yang diusulkan tersebut antara lain Dolalak, Tradisi Suran Tutup Ngisor Kabupaten Magelang, Lengger Banyumas, Jaranan Margowati Temanggung, Tari Prajuritan, Ngasa, Jamu Jawa Tengah, Sintren Kabupaten Pekalongan, serta Dakon.

Sertifikat jamu sebagai WBTb Indonesia rencananya akan diserahkan oleh Kemendikbud kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada 8 Oktober 2019 mendatang di Pekan Kebudayaan Nasional di Istora Senayan Jakarta.

Dengan ditetapkannya jamu sebagai WBTb Indonesia, Stefanus optimis industri jamu di Jawa Tengah akan semakin eksis, apalagi Jawa Tengah merupakan sentra industri jamu.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Apa Jamu Pelancar ASI Manjur dan Aman Diminum?

Untuk itu, pihaknya akan terus melakukan berbagai inovasi dalam menghadapi tantangan dan persaingan pasar di era digital.

"Seperti yang sudah dilakukan saat ini antara lain penerapan sistem atau program yang link dalam setiap proses produksi, efisiensi dalam segala bidang, digitalisasi mesin dan penyesuaian insfrastruktur, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)," papar dia.

Kendati demikian, upaya pengembangan industri jamu di Jawa Tengah ini juga tak lepas dari berbagai persoalan dan hambatan.

Maka dari itu, peran dan dukungan pemerintah, institusi pendidikan, asosiasi serta masyarakat sangatlah penting.

"Karena perkembangan ilmu dan teknologi masih seringkali berbenturan dengan regulasi sehingga menghambat pengembangan produk. Selain itu masalah keterbatasan dan ketersediaan bahan baku yang memenuhi persyaratan," tandasnya.

Baca juga: Kata Gubernur BI soal Jamu untuk Stabilitas dan Dorong Perekonomian

Belum lagi industri farmasi yang mulai ekspansi ke industri jamu yang lebih canggih dalam proses produksinya, dan gempuran produk luar yang masuk ke pasar lokal secara online.

Stefanus berharap pemerintah dapat mendukung dalam memfasilitasi pemenuhan sertifikat cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB).

"Khususnya untuk usaha kecil obat tradisional (UKOT) dan usaha mikro obat tradisional (UMOT) agar dapat mendorong pangsa pasar Internasional/ekspor," ujar dia.

 

Kompas TV Presiden Joko Widodo selalu disibukkan dengan berbagai aktivitas. Mulai rapat di Istana sampai blusukan di daerah. Lalu, bagaimana cara Presiden Jokowi tetap fit? Presiden Jokowi mengungkap rahasianya. Jokowi menjaga kebugaran tubuh dengan meminum jamu. Jamu yang diminum Jokowi adalah Jamu buatan sendiri yang terdiri dari temulawak, jahe dan kunyit yang ditumbuk lalu diseduh air panas, disaring kemudian siap disajikan. Jokowi sudah meminum jamu ramuan ini selama 17-18 tahun hingga saat ini. Nah, bagaimana resep jamu dari Pak Jokowi? Sudahkah kalian minum jamu hari ini? #jokowi #minumjamu #rahasiajokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com